TAK LELO LEDHUNG

Share posting

Oleh  : H. Derajat

H. Derajat Bersama Ibu Fitri sekeluarga (foto file grahabignews.com)

Mari kita perkenalkan kembali keluarga kita lagu Lullaby yang sarat dengan makna. Mari kita simak makna batinnya.

Tak lelo lelo lelo ledung

(secara umum: mari kutimang-timang engkau anakku)

Tapi disini saya mengartikan Ya Allah Gusti kang Maha Agung, (orang jaman dulu belum fasih dalam menyebut Asma Allah mereka mengucapkannya Laloh seperti DUA KALIMAH SYAHADAT menjadi JIMAT KALIMOSODO).

Cup menenga aja pijer nangis

(cup cup, jangan menangis terus)

Janganlah kamu bebuat suatu kejelekan terus (disini saya mengartikan orang yang menangis adalah orang yang melakukan sebuah kejahatan/hal yang jelek).

Anakku sing ayu (bagus) rupane

(anakku yang cantik/ganteng)

Yang telah di besarkan dengan kebaikan dan didikan yang baik.

Yen nangis ndak ilang ayune (baguse)

(kalau menangis nanti hilang cantik/gantengnya)

Bila kamu melakukan keburukan dan orang lain mengetahui, kebaikan yang kamu miliki akan hilang, dan sia-sialah dididikan orang tuamu selama ini.

Tak gadang bisa urip mulyo

(ku doakan supaya engkau bisa hidup mulia)

Aku (orang tua) doakan  kamu agar bisa memperbaiki sikapmu dan membuat hidupmu berarti (mulia) dan dapat menggapai cita – citamu.

Dadiyo wanito (priyo kang) utomo

(Jadilah orang yang utama)

Jadilah seseorang yang dapat dipercaya dan  menjadi panutan orang lain.

Ngluhurke asmane wong tuwa

(meninggikan nama orangtua)

Dapat mengharumkan orang-orang yang mendidik dan membibingmu.

Dadiyo pandekaring bangsa

(jadilah pendekar bangsa)

Jadilah contoh/panutan yang dapat membina bangsa.

Wis cup menenga anakku

(sudah, jangan menangis anakku)

Sudahilah perbuatan burukmu itu.

Kae mbulane ndadari

(lihat, bulannya bersinar terang)

Masih banyak hal/perbuatan baik yang dapat kita lakukan.

Kaya butho nggegilani

(seperti butho (raksasa) yang mengerikan)

Butho (raksasa) kita ibaratkan sabagai malapetaka yang selalu mengincar seperti hewan buas yang siap menerkam mangsanya.

Lagi nggoleki cah nangis

(sedang mencari anak yang sedang menangis)

Yang sedang mencari – cari orang yang berbuat kejahatan.

Tak lelo lelo lelo ledung. Enggal menenga ya cah ayu (bagus)

(lekaslah diam wahai anakku)

Ya Allah bukalah pintu hati anakku, (sudahilah perbuatan buruknya itu).

Tak emban slendang batik kawung

(ku pakai slendang batik kawung)

Ku ikat (kuharap) Kamu tetap mengingat asal usulmu.

Yen nangis mundak ibu bingung

(kalau menangis, ibu tambah bingung)

Bila kamu berbuat jahat/keburukan lagi yang sengsara adalah orang tua.

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *