Istri Cerewet Bisa Mengangkat Seorang Menjadi Wali Allah

Share posting

“Sabar iku ingaran mustikaning laku”

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat

Ilustrasi-id.pinterest.com

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Allahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad wa ‘ala aali Sayyidina Muhammad.

وَاَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّيْ ەۚ وَلِتُصْنَعَ عَلٰى عَيْنِيْ ۘ

Wa alqaytu ‘alayka makhabbatan minnii walitushna’a ‘alaa ‘aynii.

“Dan Aku telah tanamkan dari kemurahan-Ku perasaan kasih sayang orang terhadapmu, dan supaya engkau dibela dan dipelihara dengan pengawasan-Ku.” (QS. Taha ayat 9).

Saudaraku yang sangat ku kasihi, dimana aku bersukur karena kalianlah aku bisa hidup dengan dilimpahkan keberkahan dan kebahagiaan.

Hari ini aku ingin bercerita mengenai seorang istri yang cerewet namun justru membuat sang suami menjadi Wali Allah.

Sebelum aku berkisah, ingin aku sampaikan sebuah hadits Rasulullah SAW :

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا رَاضٍ عَنْهَا دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

“Wanita (istri) mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya ridha kepadanya niscaya ia akan masuk surga.”

Di Hadramaut Yaman ada makam seorang wali bernama Aburrahman Bajalhaban. Beliau diangkat menjadi wali Allah karena kesabarannya menghadapi istri yang cerewet dan keras kepala. Namun sebelum peristiwa pertemuan dengan dua orang wali Allah, beliau tidak sadar kalau dirinya wali. Sebab merasa dirinya hanya manusia biasa sebagaimana orang lain.

Nama Abdurrahman Bajalhaban dikenal banyak orang sebagai suami yang sangat sabar. Khususnya sabar saat dimarahi istrinya. Beliau tak pernah membalas kemarahan istrinya meskipun level cerewet istrinya lebih dari perempuan pada umumnya. Karena sikap istrinya, lama-lama Syaikh Abdurrahman Bajalhaban tidak betah di rumah. Beliau pun pergi meninggalkan rumah.

Di perjalanan, Syaikh Abdurrahman kehabisan bekal. Tanpa disengaja beliau bertemu dengan dua orang wali pengelana. Abdurrahman Bajalhaban kagum sekali dengan dua orang wali pengelana ini. Sebab dua orang ini setiap kali meminta sesuatu Allah selalu dikabulkan.

Minta makanan, Allah memberinya makanan. Minta minuman, Allah lalu menurunkan minuman. Sehingga dua orang ini tak perlu bekerja namun bisa memenuhi kebutuhan hariannya.

Syaikh Abdurrahman Bajalhaban pun penasaran lalu mencoba melakukan hal yang sama diminta oleh dua orang wali.

“Ya Allah, saya minta makanan ini. Ya Allah saya minta minuman ini,” ucap Syekh Abdurrahman.

Tak lama kemudian, turunlah makanan yang diminta. Jumlahnya dua kali lipat dari jumlah yang diminta dua wali pengelana tersebut.

Dua orang wali pengelana ini pun takjub penasaran. Ternyata ada orang yang memiliki kemampun yang lebih hebat dari mereka. Lalu dua orang wali ini pun bertanya kepada Syaikh Abdurrahman Bajalhaban.

“Syaikh, doa apa yang panjenengan ucapkan sehingga bisa mendapatkan makanan dari Allah lebih dari yang kami minta?”

Syekh Abdurrahman Bajalhaban pun bingung sebab baru pertama kali mendapatkan makanan dari Allah. “Mohon maaf. Aku ingin tahu doa apa yang panjenengan sampaikan sehingga bisa mendapatkan makanan yang kalian minta dari Allah.”

Salah satu dari mereka menjawab.

“Begini, Syaikh. Ketika kami ingin sesuatu makanan, kami akan salat lalu kami meminta kepada Allah dengan bertawassul melalui Syaikh Abdurrahman Bajalhaban, seorang wali yang saleh diangkat derajatnya oleh Allah karena kesabarannya menghadapi istrinya. Beliau tinggal di dekat pegunungan ini.”

Syaikh Abdurrahman pun takjub mendengar penjelasannya. Ternyata selama ini beliau dikenal orang sebagai wali yang sabar menghadapi istri.

“Bagaimana dengan engkau,  wahai Syekh?”

Syekh Abdurrahman pun menceritakan bahwa dirinya adalah orang yang mereka tawasuli. Kedua orang inipun sungkem kepada Syaikh Abdurrahman. Beliau lalu pulang dan menceritakan kewaliannya kepada istri. Setelah itu, istrinya menjadi lebih lembut.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَفْرُكُ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً. إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

Janganlah seorang Mukmin membenci istrinya yang mukminah. Jika membenci satu perangai darinya, ia menyukai perangai lain (yang baik) darinya. (HR Muslim).

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *