Usaha Pangkas Rambut Sepi Gara-Gara Corona

Share posting

Oleh : Riki Kurniawan, SP.

Usaha Pangkas Rambut Sepi Gara-Gara Corona (foto Mumuh – file prinadi-grahabignews.com)

 

Garut – Memasuki bulan kedua setelah pertama kali Presiden Joko Widodo menyampaikan, bahwa ada WNI yang dinyatakan positif corona di Indonesia.

Berita tersebut disusul dengan berita lain yang menunjukkan, bahwa pasien terinfeksi corona yang ada di Indonesia terus mengalami pertumbuhan hingga saat ini.

Masyarakat Indonesia saat ini, masih terus menerapkan karantina di rumah masing-masing agar melindungi diri dari penularan virus corona.

Namun, langkah ini tentunya membawa dampak yang signifikan bagi perekonomian Indonesia bahkan dunia.

Pengusaha-pengusaha kecil, adalah salah satu pihak yang paling merasakan dampak signifikan dari virus berbahaya yang satu ini.

Masyarakat yang berpenghasilan harian sangat terdampak akibat wabah virus corona, salah satunya adalah tempat usaha pangkas rambut.

Mumuh, salah satu pegawai pangkas rambut di Bintaro Tangerang yang berasal dari Cibatu Garut, menuturkan bahwa akibat wabah virus corona yang melanda tanah air, penghasilan di tempatya turun hingga 60 persen.

“Kalau dulu satu hari bisa tembus 30 kepala, setelah ada corona ini sehari kadang cuma dapat tiga sampai empat kepala,” ucapnya.

Bahkan dampak isolasi Mumuh dan mungkin juga rekan-rekan  lainnya sesama pangkas rambut harus memilih pulang kampong, karena harus tutup tempat pangkasnya, dimana hal ini tentunya sangat berdampak besar bagi perekonomian sehari-hari mereka, karena tidak bisa lagi menjalankan profesinya.

Mumuh sendiri sudah pulang dan berada di kampung halamannya di Cibatu sudah 2 Minggu, dia berharap agar wabah virus corona ini bisa segera berakhir dan aktifitas bisa kembali normal.

“Semoga cepat selesai penyakit corona ini, balik normal lagi, “ ucapnya mengakhiri penuturannya pada GrahaBigNews.

Dan di harapkan kepada pemerintah baik daerah atau pusat agar bisa memberikan perhatian untuk para tukang pangkas rambut ini, karena untuk sementara ini kami tidak bisa mencari nafkah seperti keadaan biasanya. Semoga pemerintah bisa mendengar keluhan kami dan sedikitnya bisa memberikan solusi meringankan beban kami khususnya para tukang pangkas tambut

Tarif potong rambut ditempat Mumuh bekerja dipatok dua puluh ribu untuk dewasa serta lima belas ribu untuk anak anak.

Dari tarif tersebut saja, sudah bisa dibayangkan berapa kehilangan pendapatan yang diperoleh oleh usaha pangkas rambut rumahan tersebut.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *