Bajang Sakti Eksis Di SKS Guna Budayakan Literasi
Wawancara Eksklusif
Oleh : Lilis Yuliati, S.Pd., M.Pd. & Wishnoe Ida Noor
Tangerang – Sabtu (18/4) GrahaBigNews melakukan wawancara jarak jauh dengan salah satu perintis Sastra Kidung Semilir (SKS) dari Provinsi Jawa Tengah tepatnya di Jogyakarta yang kini menetap di Tangerang. Banyak hal yang diperolehnya selama di SKS sampai sekarang, selain menambah wawasan bisa bisa bersilaturrahmi dan SKS dianggapnya sebagai keluarga kedua.
Seiring berjalannya waktu, komunitas dari SKS terus berkontribusi dalam dunia sastra dan tulis menulis, bahkan sudah banyak yang bergabung dari para pendidik, praktisi dan lainnya guna membudayakan lierasi di tanah air ini.
Bajang Sakti salah satu perintis SKS, asli dari Jogjakarta, tepatnya dari Kabupaten Kulon Progo. Menetap di Tangerang sudah hampir 30 tahun, tapi masih saja belum bisa menguasai bahasa Sunda. Sedangkan bergabung dengan SKS dari awal berdiri yaitu tahun 2016. Sebetulnya dari awal dia mengaku tidak begitu tahu tentang SKS. Yang dia tahu SKS hanya group di FB yang beranggotakan teman-teman yang suka menulis tak lebih dan tak begitu di hiraukannya, dan saat itu diajak gabung oleh mami Susy Wiranatakusumah, pendiri SKS pada tahun 2016.
“Saya bukan pendiri SKS, tapi mungkin termasuk anggota lama yang masih bertahan, seperti halnya dengan Lingga Dwipa, Yuni dan Nur Hidayati. Saya termasuk anggota terlama yang masih bertahan di SKS. Bagi saya SkS, adalah keluarga bukan sekedar komunitas. Walaupun latar belakang saya sama sekali jauh dari bidang tulis menulis, namun dengan bergabungnya dirumah SKS, saya dapat belajar banyak dari sana tentang apapun bukan sekedar sastra” ungkapnya memulai obrolan dengan GrahaBigNews.
Menurutnya, bahwa perkembangan sastra khususnya di SKS sungguh sangat bagus walaupun terengah-engah kami merintisnya dengan bayaknya keterbatasan dan cobaan yang kami hadapi. Namun, Alhamdulillah sampai saat ini SKS menjadi semakin maju dan semakin menapak lebih baik. Apalagi sebagian besar anggota SKS, adalah para pendidik, semoga SKS dapat sedikit memberi kontribusi untuk keberlangsungan budaya literasi bangsa ini, harapnya.
Untuk perkembangan sastra Indonesia kata dia, semakin baik dan banyak muncul para penulis baru dari dunia Maya. Dan dalam era saat ini dari dan disanalah sebetulnya era literasi mulai bangkit. Walaupun, sejujurnya penulis Maya hanya dipandang sebelah mata. Namun, sebenarnya banyak sekali penulis dan bibit penulis hebat disana. Dan ini yang harus pikirkan oleh para pendidik/ para guru untuk menggiatkan budaya menulis anak didiknya di sekolah, karena saat ini menurutnya sangat kurang dalam hal tulis menulis di sekolah, tandas Bajang.
Bajang Sakti nama panggilannya waktu kecil, adalah Sutiyono tak hanya aktif di SKS, ternyata dirinya pernah merambahi profesi sebagi tukang las pinggir jalan yang beralamat di Tangerang Banten. “ Sungguh, saya bukan siapa-siapa. Saya hanya orang miskin ilmu, dan tak pandai tulis menulis, tapi di SKS saya belajar banyak hal serta menjadi pengalaman yang positif”, ujarnya merendah.
Bajang Sakti selain aktif di SKS, sedikit bercerita tentang keberadaannya di Padepokan SO’MO AJI yang lebih di kenal dengan nama panggilan Sastro Tirto Jati. Padepokan tersebut kata dia, bergerak di bidang sosial, khususnya pengobatan alternatif di padepokan Perumahan Taman Walet blok SH 2 No. 23, Pasar Kemis Tangerang.
“Sedangkan alamat rumah saya di Kp, Sangiang RT 01/RW 05 Sangiang Jaya Priuk kota Tangerang’, ujarnya mengakhiri penjelasannya kepada GrahaBigNews.