Tirta Rukun Sawargi Berjuang Dalam Penyediaan Air Bersih Warga Patut Di Bantu Pemerintah

Share posting

Wawancara Eksklusif

Oleh : Hidir Hidayat,S.Pd.

Mamat Ruswana mengembangkan usaha jasa penyediaan air Tirta Rukun Sawargi semata-mata demi mencukupi ketersediaan air bersih kampungnya (foto oleh Hidir Hidayat-grahabidnews.com)

 

Garut –  Kamis (02/7) Mamat Ruswana (68), awalnya tidak menyangka kalau niat awalnya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya sendiri dalam hal penyediaan air bersih karena air yang tersedia di rumahnya jauh dari ketercukupan juga bersih kini menjadi usaha yang prospektif. Dalam benaknya yang terpikirkan adalah bagaimana bisa menolong warga yang kesusahan air karena tingginya permukaan tempat tinggalnya.

Apa sebenarnya yang dicita-citakan Mamat dari awal dengan air ini?niatnya cuma satu, bagaimana membuat masyarakat teraliri air bersih dan air ini bisa bernilai ekonomis dan hasilnya bisa berbuah manis, namun bukannya tidak ada kendala yang menghadang.Mamat berusaha dan berulangkali mencari titik sumber air bersih yang kadang harus mencobanya beberapa kali demi menghasilkan air yang bersih tersebut. Alhasil , usahanya tidak sia-sia, sumber air itu didapatkannya juga.

Alkisah, pada tahun 2012 silam,Mamat menceritakan H.Daos lah yang tak lain merupakan teman sejawat Mamat, adalah perintis awal dari usaha pengelolaan air ini.Namun karena pekerjaan yang banyak diluar kota dan dengan seabreg kesibukannya, H. Daos melimpahkan dan menguasakan usaha pengelolaan air Tirta Rukun Sawargi kepada Mamat dan ini menjadi titik awal bagi Mamat dalam menciptakan sejarah bagi kampungnya Bojong Bungur Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut. Diceritakan Mamat, modal awalnya Rp.68 juta dalam pembuatan sumur bor, mesin penyedot air,saluran pipa air,bak penampungan air yang terdiri dari 2 tempat dan instalasi pipa pembuangan air endapan. Mamat memberikan pelayanan yang harus dibeli warga berikut pemasangan senilai Rp.3 Juta kalau dulu diawal berdiri masih Rp.900 ribu , lengkap dengan alat meter dan jalur pipa dan tidak mengeluarkan biaya apapun lagi sampai beres.

Mamat memberi nama usaha jasa penyediaan dan pemenuhan air bersih warga  tersebut Rukun Sawargi. Alasannya karena Pengelola air bersih Rukun Sawargi tak lain dan tak bukan adalah keluarganya sendiri dengan harapan bisa menjalankan usahanya dengan penuh kerukunan baik pengelola dan warganya sendiri. Pada pembagian tugas layaknya sebuah perusahaan penyedia air bersih profesional lainnya.Mamat  membagikan tugas pada anak-anaknya dengan sistem kerja penuh kedisiplinan.

Mamat menunjukan sumber air yang selama ini mengairi sekitar 251 kepala keluarga dibawah tanggung jawab Tirta Rukun Sawargi (foto oleh Hidir Hidayat-grahabidnews.com)

Pembagian tugas diberikan bagian penagihan kepada Asep Iwan Safei, Bendahara Gagan Mulyadi, Kasie Teknik/Pelaksana,  Ahmad Dul Fatoni dan Seksi Peralatan,  Agus Fadli.

Mamat menceritakan, Perusahaan air bersih Rukun Sawargi telah memiliki izin dari pemerintahan Kabupaten Garut pada tahun 2014 silam, sehingga dengan izin tersebut, Mamat bisa menjalankan usahanya.Dalam usaha penyediaan air bersih tersebut, sekarang pelanggan Mamat bertambah terus dengan jumlah 251 kepala keluarga dari awalnya hanya 30 kepala keluarga.

Waktu membuktikan,usaha air Mamat  sedikit demi sedikit berkembang, penambahan dari tahun ke tahun bertambah terus, Mamat berfikir untuk menambah permodalan dengan meminjam ke sebuah Bank dalam menambah saluran pipa baru dan dengan modal tambahan Rp.90 juta, Mamat bisa menambah dan mengembangkan saluran pipa air ke rumah-rumah warga.Usaha dan ide kreatif Mamat layak sebagai proyek percontohan bagaimana kerja keras dan impian adalah awal sebuah keberhasilan, seperti Mamat ucapkan,” segala sesuatu yang baik dalam hidup diawali dari sebuah impian,dan segala sesuatu jadi nyata karena impian kita sendiri,” ucap Mamat. Diusia yang boleh dikatakan tidak.muda lagi, Mamat masih kekar dan kuat dalam pengecekan dan pemeriksaan kran pipa air dari tiap lekuk sambungan pipa air dan bak penampungan air. Kalau penulis (-red) boleh katakan , ini adalah sebuah usaha yang memang memerlukan konsentrasi dan pemikiran penuh dan layak mendapatkan apresiasi dengan kerja dan penyediaan air nonstop 24 jam.

Menilik sejarah 27 tahun silam, Mamat adalah mantan Kepala Desa Kecamatan Mandalasari Kecamatan Kadungora yang menjabat dari 1993 sampai 2002.

Mamat menyebutkan bahwa ada 4 Desa yang telah teraliri air Tirta Rukun Sawargi diantara yang telah teraliri airnya terdiri Desa  Mandalasari,Desa Hegar sari, Desa Karang Mulya, dan Desa Kadungora  Kecamatan Kadungora.Namun Mamat menyebutkan ada kampung yang belum bisa teraliri air bersih Tirta Rukun Sawargi dengan alasan tinggi permukaan tanahnya berada diatas bukit diantaranya ada tiga RW diantaranya Kampung Sadangsari RW 13,Kampung Bojong bungur Tonggoh RW 14 dan Kampung Bojong Bungur Lebak RW 15. Mamat memberikan solusi untuk tiga RW tersebut diantaranya harus menggunakan sumur bor yang besar dengan pipa 2,5 inchi dan juga penambahan mesin pompa air besar.

Mamat sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah baik Pemkab maupun Pemerintah Provinsi dalam pengadaan sumur bor dan pipa untuk mengairi ketiga wilayah tersebut.

Untuk pembayarannya sendiri Mamat mengatakan tidak memaksakan warga yang kurang mampu untuk membayar secara tunai kalau belum ada apalagi ditengah wabah corona seperti sekarang, ada juga alasan warga karena pekerjaan yang tidak menentu dan terkena PHK,Mamat membolehkan pelanggannya menggabungkannya ke bulan depannya. Namun ada sistem denda yang dianjurkan kepada seluruh konsumen dan bayar tepat waktu dari mulai tanggal 1-20 awal bulan, denda 20% dari jumlah tagihan, namun Mamat tidak memaksakan ke pelanggannya harus bayar apabila hal tersebut dirasa memberatkan. Harga kubik sendiri per KK Rp.3 Ribu rupiah tergantung pemakaian dan untuk biaya abodemen atau pemeliharaan Rp.9 ribu. Pada sistem listrik Tirta Rukun Sawargi menggunakan sistem panel dengan 3 pass 6600 watt daya.

Ada keinginan untuk penambahan pelanggan yaitu dengan penambahan sumur bor atau air baku yaitu dari Situ Calincingbumi dan dari Situ tipar.

“walaupun dikuasai oleh seseorang sesuai pasal 33 UUD dasar bisa  kerjasama dan mengambil sumber air di situ tersebut, ” ujar Mamat.

Kalau menggunakan air baku Mamat mengatakan ada di desa Talagasari karena melihat dari medan karena terlintas sama jalur yang sudah ada, apalagi kuantitas air sudah normal.

Mamat mengharapkan peran serta secara aktif terutama masyarakat pelanggan demi kemajuan daerahnya dan kecamatan Kadungora secara umum.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *