Doa Nabi Yusuf dari Malaikat Jibril

Share posting

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat

Ilustrasi-wisatanabawi.com

Inilah do’a Mursyid kami Abah Guru Sekumpul yang diijazahkan oleh beliau secara umum ketika beliau ceramah sebagai berikut :

Amalan agar orang disukai banyak orang. Lalu andaikan orang mau berbuat jahat Allah akan membantu menyelamatkan. Hanya baca ini saja …

يَا شَاهِدًا غَيْرَ غَآئِبٍ وَيَا قَرِيْبًا غَيْرَ بَعِيْدٍ وَيَا غَالِبًا غَيْرَ مَغْلُوْبٍ اِجْعَلْ لِي مِنْ أَمْرِيْ فَرَجًا وَمَخْرَجًا

Yaa syaahidan ghaira ghaaib, way aa qariiban ghaira ba’iid, way aa ghaaliban ghaira maghluub, ij’al lii min amrii farajaw wa makhrajaa.

“Wahai Tuhan yang Maha Hadir tidak bisa ghaib, wahai Tuhan yang dekat tidak pernah jauh, wahai Tuhan yang menang tidak bisa dikalahkan, jadikanlah perkaraku ini lapang dan luas”.

Nabi Yusuf, as diajarkan oleh Malaikat Jibril; jika engkau dalam ketakutan bacalah doa ini:

يَا صَرِيْخَ الْمُسْتَصْرِخِيْنَ وَيَا غَوْثَ الْمُسْتَغِيْثِيْنَ وَيَا مُفَرِّجَ كَرْبِ الْمَكْرُوْبِيْنَ قَدْ تَرَى مَكَانِيْ وَتَعْلَمُ حَالِي وَلَا يَخْفَى عَلَيْكَ شَيْءٌ مِنْ أَمْرِيْ

Yaa shariikhal mustashrikhiin, way aa ghautsal mustaghiitsiin, way aa mufarrija karbil makruubiin, qad taraa makaanii wa ta’lamu haalii wa laa yakhfaa ‘alaika syaium min amrii.

“Wahai orang yang membantu setiap orang yang memanggil, wahai orang yang menolong setiap orang yang meminta tolong, wahai orang yang melapangkan kesusahan orang yang susah, Engkau telah melihat dan mengetahui keadaanku, dan engkau selalu mengetahui keadaanku, dan tak ada yang engkau sembunyikan dari sesuatu apapun pada urusanku”.

(Abah Guru Sekumpul)

Mengikuti jejak ulama sholeh adalah kewajiban bagi kita. Kesholehan Abah Guru Sekumpul sudah menandakan bahwa beliau seorang yang sangat dekat dengan Allah.

Menjadi wali Allah ternyata bisa dengan amalan wajib maupun amalan sunnah sebagaimana disebutkan dalam hadist :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ. وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيْذَنَّهُ» رَوَاهُ البُخَارِيُّ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘slaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang menyakiti waliku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain apa yang Aku wajibkan baginya. Hamba-Ku senantiasa mendekat diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku, pasti aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi.’” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 6502]

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *