Saat Ini Adalah Saat Yang Sangat Dikhawatirkan Rasulullah Pada Umatnya

Share posting

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat

Ilustrasi-dream.co.id

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillâhirrahmânirrahîm

Wasshalâtu wassalâmu ‘alâ Muhammadin wa âlihî ma’at taslîmi wabihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘âmmati wal-hidâyatit tâmmah, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn“.

Sahabatku, wahai orang yang dicintai Allah. Betapa berartinya kalian bagiku, betapa do’a kalian sangat aku butuhkan ketimbang air di kala haus. Marilah kita saling mengingatkan, marilah kita menebarkan kasih sayang kita melalui Nasihat karena saat ini nasihat merupakan jalan keselamatan Allah untuk kita semua.

Sahabatku terkasih, Nabi Muhammad SAW begitu sangat mencintai umatnya. Hingga di saat menjelang akhir hayatnya, sang penghulu Rasul itu tetap memikirkan nasib umatnya. Cinta terhadap umatnya tak tertandingi.

Bahkan ketika merasakan dahsyatnya rasa sakit sakaratul maut, Rasulullah SAW masih sempat berdoa untuk keselamatan umatnya.  “Ya Allah, dahsyat sekali maut ini. Timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku. Jangan (timpakan) kepada umatku,” doa Nabi Muhammad SAW.

Saat tubuh sang kekasih Allah SWT kian melemah, bibirnya masih bisa bergerak. Kepada Ali bin Abi Thalib, sepupu juga menantunya, Rasulullah SAW meninggalkan ‘wasiat,  “Peliharalah shalat dan peliharalah orang- orang yang lemah di antara kalian, Ummati ummati..ummati.” Nabi Muhammad SAW wafat pada 8 Juni 632 di Madinah dalam usia 63 tahun.

Selama hidup, Rasulullah SAW pernah menyampaikan kekhawatirannya tentang sesuatu yang akan terjadi pada umatnya nanti. Pertama, seperti dikutip dari Kitab Maraqi Al-‘Ubudiyyah karya Syekh Nawawi Al-Bantani, Nabi Muhammad SAW bersabda,  “Aku lebih mengkhawatirkan apa yang akan terjadi pada kalian daripada kekhawatiranku pada dajjal.”

Salah seorang sahabat kemudian bertanya, “Apakah itu, wahai Rasulullah?”

Rasulullah SAW bersabda,  “Ulama yang buruk.”

Menurut Syekh Nawawi al-Bantani, maksud dari kalimat, “ulama yang buruk” itu adalah orang munafik yang memiliki banyak ilmu di bibir tetapi tidak mengamalkan ilmunya. “Ia (ulama yang buruk) mengajak manusia ke jalan Allah padahal ia memperdaya dan menipu mereka,” tulis Syekh Nawawi al-Bantani dalam Kitab Maraqi Al-‘Ubudiyyah.

Disebutkan juga dalam hadits riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dari Umar bin Khattab, Nabi Muhammad SAW bersabda,  “Sesungguhnya apa yang paling aku takutkan pada umatku adalah orang munafik yang alim secara lisan.”

قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “إِنَّ أَخْوَفَ مَا اَخَافُ عَلَى أُمَّتِيْ كُلُّ مُنافِقٍ عَلِيْمٍ اللِّسَانِ”

Ada juga sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan ath-Thabrani dari Abu Darda, Rasulullah SAW bersabda,  “Sesungguhnya apa yang paling aku takutkan pada umatku adalah para ulama yang menyesatkan.”

قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “إِنَّ أَخْوَفَ مَا اَخَافُ عَلَى أُمَّتِيْ الْأَئِمَّةُ الْمُضِلُّوْنَ”

Syekh Nawawi al-Bantani mengatakan, dajjal muncul untuk menyesatkan manusia sama seperti ulama yang buruk. Di satu sisi ulama yang buruk ini melalui lisannya menyeru manusia untuk berpaling dari sikap mencintai dunia. Namun di sisi lain melalui tindakan dan perilakunya si ulama ini justru mengajak umat untuk mencintai dunia. Nabi Muhammad SAW khawatir adanya ulama yang buruk dan menyesatkan di tengah umatnya.

Nabi Muhammad SAW Mengkhawatirkan Hal Ini Pada Umatnya


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *