Tuti Sumiati Janda Beranak Dua Terbaring Selama 1 Bulan Menderita Diabetes Terabaikan Perhatian Pemerintah

Share posting

Wawancara Eksklusif

Oleh : Hartono

Tuti Sumiati Janda Beranak Dua Terbaring Selama 1 Bulan Menderita Diabetes Terabaikan Perhatian Pemerintah (foto file Bayu Sukma Pujanegara-grahabignews.com)

Garut   –       Pemerintah katanya melindungi rakyatnya, terlebih lagi janji politik para calon penguasa yang mesti dipertangggung jawabkan ketika mereka jadi, baik itu calon Bupati, calon DPRD dan juga calon Kepala Desa yang seing sesumbar bahwa dirinya ingin mengabdikan diri terhadap Negara dengan melindungi dan mensejahterakan rakyatnya, tetapi setelah jadi selalu menjadi harapan dan pertanyaan kalangan komponen masayarakat yang menurutnya tidak habis pikir ketika belum jadi berbicara begini dan setelah jadi beda lagi, kadang yang menjadikan kekecewaan ketika pemangku kebijakan seolah tak mendengar keluh kesah rakyat yang telah mendukugnya dan sering mengabaikan aspirasi masyarakat sesuai dengan harapan rakyat, dinilai dan disikapi hanya melaksanakan kepentingan pribadi dan kelompoknya saja dan hal yang signifikan dengan keluhan rakyat malah seakan diabaikan.

Tuti, warga kampung Salamnunggal Rw 05 menderita sakit diabetes selama satu bulan tekapar dan terbaring tidak ada yang memperhatikan terlebih lagi datang pertolongan yang bisa membantu mencarikan solusi untuk penanganan penyakit yang dideritanya.

Ibu Tuti Sumiati bersama 2 orang putrinya (foto file Bayu Sukma Pujanegara-grahabignews.com)

Janda ditinggal suami beranak dua putri ini, menjalani hidup penuh kepasrahan, kegiatan keseharian sebagai pemulung rongsokan dilakukan bersama putrinya untuk mempertahankan hidupnya sangat luar biasa walaupun penghasilan yang didapat rata rata paling besar Rp. 30.000,- (Tiga Puluh Ribu Rupah) itupun kalau lagi ada rejekinya.

Semenjak ditinggal suaminya, Tuti harus bekerja keras demi menghidupi kedua putrinya dan usahanya kandas setelah penyakit diabetes yang menimpa dirinya semakin parah, dan dalam waktu satu bulan akhirnya putrinya turun untuk membantu kebutuhan sang ibu yang tebaring sakit, kenyataan tersebut sama sekali tidak ada perhatian dari pemerintah baik untuk ekonominya maupun untuk penanganan penderitaan penyakit yang dialaminya.

Kondisi dapur rumah Ibu Tuti Sumiati (foto file Bayu Sukma Pujanegara-grahabignews.com)

Sabtu, 19 Februari 2022, Bayu Sukma Pujanegara salah seorang warga Leles  yang notabene advokat dan bekerja dikantor hukum di Jakarta ketika ditemui dan GrahaBigNews dikediamanya, memaparkan bahwa dirinya mendapat infomasi dari nenek Oya tekait penderitaan Tuti warga Salamnunggal yang butuh perhatian bantuan sesama.

Sebagai bentuk kemanusiaan akhirnya Bayu mengidentifikasi informasi terebut, ternyata benar adanya dan dirinya sangat prihatin dengan keadaan Tuti yang begitu memprihatinkan dari mulai kondisi ekonomi hingga kondisi penyakit yang dideritanya, bahwa kaki beliau harus diamputasi.

Kaki kanan ibu Tuti Sumiati yang menderita diabetes (foto file Bayu Sukma Pujanegara-grahabignews.com)

“Saya langsung menuju ke lokasi rumah Ibu Tuti yang beralamat di Kp. Salamnunggal Rw. 05 Desa Salam Nunggal Kecamatan Leles Kabupaten Garut untuk dapat memastikan terkait validitas informasi tersebut. Disana saya bertemu langsung dengan Ibu Tuti Sumiati dalam keadaan terbaring, karena kondisi kakinya yang mengalami kesakitan. Menurut keterangan dari beliau, sudah hampir 1 bulan beliau terbaring sehingga mengakibatkan kakinya sebelah mengalami luka busuk, beliau pun saat ini hanya mengandalkan dana sumbangan sukarela dari warga setempat untuk biaya pengobatan. Beliau saat ini tinggal dengan 2 anaknya yang masih kecil dan kakaknya bernama kang Asep kesehariannya sebagai pencari rongsokan,” ungkap Bayu.

Kondisi seperti demikian menurut Bayu begitu miris, seperti apa kepedulian pemeintahan setempat sebagai upaya menolong sesamanya dan kalupun pihak warga dengan ketebatasanya, Bayu meyakini setidaknya ada keperdulian dari pemeintahan setempat teutama dari level Desa sebagai pemerintahan terdekat dengan masyarakat dengan menggunakan baik angaran Desa ataupun mempasilitasi ke Dinas terkait yang ada hubunganya dengan pelindungan tehadap masyarakat, seperti Dinas Sosial dengan bebagai programnya.

Bayu Sukma Pujanegara menyerahkan bantuan dari pribadi dan rekan-rekan sejawatnya di Jakarta kepada Bapak RW 03 Desa Salamnunggal, Dindin Wahyudin dan Bapak RT 01 Kp. Sayuran Desa Haruman, Mamat disaksikan Ibu RT dari pihak Ibu Tuti serta Tomas, Ustd. Adin (foto file Bayu Sukma Pujanegara-grahabignews.com)

“ Hal tersebut tidak memerlukan biaya, tapi memerlukan komunikasi dari pemerintahan Desa terhadap Dinas terkait, dengan jalur birokrasi dan administrasi yang bisa diprrmudah demi kepentingan rakyatnya,” tandasnya.

Tambah Bayu, dirinya mencoba untuk membantu dengan memberikan bantuan dan yang dikumpulkan dari kepedulian teman dan kerabat di lingkungan kerjanya, agar Tuti bisa ditolong dalam penanganan penyakit yang dideritanya. Tuti Sumiati yang tinggal di RW. 05 Kp.Salamnunggal Kecamatan Leles, sudah hampir sebulan beliau menderita sakit tersebut dalam keadaan terbaring sambil merasakan kesakitan.

Bayu Sukma Pujanegara bersama Ibu Tuti sekeluarga (foto file Bayu Sukma Pujanegara-grahabignews.com)

Beliau hidup dengan dua orang anaknya yang masih kecil dan kakaknya yang merupakan penyandang disabilitas. Awanya rasa sakit bermula dari kesemutan yang akhirnya mengakibatkan seperti ada infeksi pada kakinya, sehingga harus ditindak secara medis dengan dilakukan amputasi, tutur Bayu.

Saat berbincang dengan Ibu Tuti lanjut Bayu, bahwa pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan BPJS, akan tetapi orang yang menjaga dan merawat anaknya entah siapa? Disini ada fungsi pelayanan yang seolah terputus mata rantai, bagaimana cita-cita nawacita terdahulu, bahwa pembangunan berbasis desa,   sejalan dengan kebijakan yang telah ditetapkan bahwa Pemerintah secara berjenjang sesuai dengan kewenangannya, berkewajiban untuk memberdayakan dan mendorong peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan agar masyarakat hidup sehat.

“Salah satu upaya Pemerintah tersebut, dengan menetapkan prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa khususnya bidang kesehatan. Yang mana penggunaan dana desa seharusnya dapat dialokasikan untuk bidang kesehatan bukan hanya penyediaan mobil siaga saja, posyandu dan tidak hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur.  Sebagaimana amanat UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa, penggunaan Alokasi Dana Desa yang diterima pemerintah desa 30% alokasi dana desa dipergunakan untuk operasional penyelenggaraan pemerintah Desa dalam pembiayaan operasional Desa, biaya operasional BPD,  Biaya Operasional tim penyelenggara alokasi Dana Desa. Sedangkan  70%  dana desa  dipergunakan untuk pemberdayaan masyarakat  dalam  pembangunan sarana dan prasarana ekonomi desa, pemberdayaan dibidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama untuk mengentaskan kemiskinan dan bantuan keuangan kepala lembaga masyarakat desa, BUMDes, kelompok usaha sesuai potensi ekonomi masyarakat desa, serta bantuan keuangan kepada lembaga yang ada di desa seperti LPMD, RT, RW, PKK, Karang Taruna, Linmas,” paparnya.

Kejadian Tuti bahkan dapat menimpa kita semua, hal ini menjadi pertanyaan besar, siapakah yang seharusnya mempunyai peranan penting ? Akan tetapi, saat ini perlu adanya pengawasan yang lebih terkait penggunaan alokasi Dana Desa. Upaya peningkatan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan salah satunya. Selain daripada itu perlu ada peningkatan kinerja dari kader Desa (KPMD) agar tercipta kinerja yang profesional dan bertanggung jawab sesuai dengan Permendesa PDTT No.3 Tahun 2015, hal ini dapat diwujudkan melalui keaktifan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) sebagai wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat. Sehingga mampu mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan lingkungan yang sehat dan kondusif. Semoga Ibu Tuti dapat mendapatkan pelayanan medis secepatnya, harap Bayu.

Akhirnya Ibu Tuti Sumiati mendapatkan perawatan tindakan medis di RSU dr. Slamet Garut (foto file Bayu Sukma Pujanegara-grahabignews.com)

Bayu juga mendapatkn informasi bahwa pendritaan Tuti tenyata diketahui pihak Kapolres Garut, AKBP. Wirdhanto Hadicaksono, S.I.K., M.Si.,  yang dengan sigap menangani Tuti bersama tim medis kepolisian mengurus Tuti untuk segera ditangani.

Diakhir penjelasannya, Bayu dengan segala keterbatasan waktu dan tempat, tentu saja mengucapkan banyak terimakasih kepada Kapolres Garut yang telah ikut andil dalam membantu penderitaan Tuti yang sangat membutuhkan uluran tangan dan bebas dari penderitaan sakitnya yang selama ini terabaikan dari perhatian publik.

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *