Ketika Penjual Agama Berubah Menjadi Binatang

Share posting

Oleh : H Derajat

Ilustrasi-dakwah.kamikamu.co.id

Sayangku, duhai para kekasih Allah dalam dakwah Islamiah di akhir pekanmu, ku kisahkan tentang penjual agama. Orang tersebut selalu ingin dipercaya pendengar dakwahnya dengan cara menghubungkan dakwahnya seolah bersumber dari Allah langsung melalui perantara para kekasihNya.

Di zaman sekarang pun banyak orang ingin dianggap mulia dengan menyenderkan ucapan, kelakuan dan sikapnya seolah karena mencontoh dan meneruskan sikap dari orang-orang soleh terdahulu bahkan saking ingin dikatakan mulia dia sering membawa hadist dan ayat suci seolah sikapnya telah sesuai dengan kedua patokan hidup itu.

Ada seorang laki-laki pada masa Nabi Musa Alaihis salam, yang biasa berdakwah menyampaikan dakwah beliau.

Dia berkata, “Orang yang mendapatkan firman dari Allah telah menyampaikan kepada ku. Orang yang diselamatkan Allah telah menyampaikan kepada ku. Orang yang dikasihani Allah telah menyampaikan kepada ku.”

Lalu berselang beberapa waktu yang lama, Nabi Musa tak pernah melihatnya lagi.

Kemudian ada seorang laki-laki datang bersama seekor babi datang kepada Nabi Musa di gunung hitam dan berkata, “Wahai Nabiyullah! Apakah engkau mengenal si Fulan?”

Lalu Nabi Musa menjawab, “Ya, saya pernah mendengar tentangnya.”

Pria itu kemudian berkata, “Si Fulan itu adalah babi ini.”

Nabi Musa terkejut dan kemudian memanjatkan doa kepada Tuhannya agar dia dikembalikan seperti semula, agar bisa bertanya kepadanya, mengapa dia bisa dijadikan seperti itu.

Lalu Allah berfirman, “Wahai Musa! Aku beritahukan kepadamu mengapa Aku melakukan demikian itu. Karena dia memakan harta dunia ini dengan menjual agamanya.”

اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُبِكَ مِنْ كُلِّ عَمَلٍ يُخْزِينِي. وَأَعُوذُبِكَ مِنْ كُلِّ صَاحِبٍ يُؤْدِينِي. وَأَعُوذُبِكَ مِنْ كُلِّ أَمَلٍ يُلْهِينِي. وَأَعُوذُبِكَ مِنْ كُلِّ فَقْرِيُنْسِينِي. وَأَعُوذُبِكَ مِنْ كُلِّ غِنًى يُطْغِينِي.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau dari tiap-tiap perbuatan yang menjatuhkan nama baikku. Dan aku berlindung dengan Engkau dari tiap-tiap teman yang menganggapnya begitu. Dan aku berlindung dengan Engkau dari tiap-tiap cita-cita yang menjadikan aku lupa daratan. Dan aku berlindung dengan Engkau dari tiap-tiap kekurangan yang menggelapkan mata dan aku berlindung dengan Engkau dari tiap-tiap kemewahan yang lupa pada keadilan.

Wallahu a’lam.

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *