Minimalisir Lahan Kritis, Dinas Lingkungan Hidup Targetkan Tanam 2 Juta Pohon

Share posting

Oleh: Rudi Herdiana

Nanang selaku Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Garut. (Foto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Garut – Konservasi lahan sangat diperlukan di Kabupaten Garut, dalam rangka meminimalisisr polusi udara, air dan tanah. Betapa tidak, lahan kritis di Kab. Garut mencapai 42 persen atau sekitar 59 ribu hektar dari total luas lahan di Kab. Garut.

Dikatakan Nanang selaku Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Garut, bahwa pihaknya telah melakukan mitigasi terkait dengan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Memang, aku Nanang, banyak hal yang bisa dilakukan diantaranya pendataan terkait dengan kualitas air, udara maupun kualitas tutupan lahan (lahan kritis), sehingga kita bisa mengetahui tingkat pencemaran atau kualitas lingkungan itu sendiri.

Kemudian upaya mitigasi berupa program Kampung iklim, salah satu  program unggulan Dinas Lingkungan Hidup, karena merupakan kolaborasi antara konservasi air, udara dan lahan termasuk limbah, baik limbah rumah tangga maupun kotoran hewan.

“Program kampung iklim adalah dalam suatu daerah mampu mengelola dan konservasi air, udara, lahan dan juga limbah hewan. Seperti untuk limbah hewan, diproduksi menjadi bio gas yang bermanfaat bagi lingkungan,” jelas Kabid, Jum’at (03/06).

Perlu diketahui, tandas dia, bahwa air udara lahan itu merupakan indikator dari kualitas lingkungan hidup di kabupaten Garut. Untuk itu, segala bentuk pencemaran atau polusi lingkungan mesti ditanggulangi bersama.

Adapun guna mengurangi lahan kritis di kab. Garut, yaitu melalui program penghijauan dengan target sampai tahun 2024 sebanyak 2 juta pohon untuk 2000 hektar. ”Target penghijauan adalah 400 hektar pertahun,” tuturnya.

Guna mencapai target, pihak Dinas Lingkungan hidup melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan stakeholder lainnya, pemangku kepentingan dalam pengelolaan kawasan hutan dan lahan diantaranya BK SDA, Perhutani, BP DAS dan lainnya, sehingga dengan kolaborasi tersebut dapat menanggulangi tingkat kerusakan lahan kritis di Kab. Garut.

Di akhir wawancara, Nanang mengatakan, pihaknya akan selalu merespon segala aduan masyarakat, berkaitan gejala kerusakan atau pencemaran lingkungan dan untuk ditindak lanjuti, sehingga meminimalisir kerusakan dan pencemaran lingkungan.

“Kami kerap mengedukasi juga pembinaan terhadap para pengusaha untuk senantiasa menjalankan segala aktivitas usahanya, sesuai dengan kaidah kaidah lingkungan sebagaimana yang telah disepakati di dalam dokumen lingkungan,” pungkasnya.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *