Misteri Nama Allah

Share posting

kita pasti sering menyebut nama Allah pada banyak kesempatan dan keadaan, namun apakah kita pernah tahu siapakah yang pertama kali memperkenalkan nama Allah itu ?

Artikel Eksklusif

Oleh : Rd Mahmud Sirnadirasa

(Dr., Supardi, S.H., M.H)

Ilustrasi-Pinteres

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَعَ التَّسْلِيْمِ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ فِى تَحْصِيْلِ الْعِنَايَةِ الْعَآمَّةِ وَالْهِدَايَةِ التَّآمَّةِ، آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Bismillãhirrahmãnirrahîm

Wash-shalãtu was-salãmu ‘alã Muhammadin wa ãlihî ma’at taslîmi wa bihî nasta’înu fî tahshîlil ‘inâyatil ‘ãmmati wal-hidãyatit tãmmah, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepadaNya kami memohon pertolongan dalam mencapai inayahNya yang umum dan petunjukNya yang sempurna, ãmîn yã Rabbal ‘ãlamîn”.

Ada dua ayat yang patut kita renungkan untuk bisa memahami siapakah Tuhanku dan Tuhanmu sekalian. Tanpa mengenal Dia dengan sesungguhnya dan benar, baik secara hukum syari’at maupun hakikat, maka sesungguhnya kita tidak mengikuti Rasulullah SAW dan kita tidak berada pada  Shirãthal Mustaqîm, alias kita tersesat. Silahkan disimak pada ajaran berikut ini:

Siapakah yang Kasih Nama Allah?

Hanya ada dua ayat dalam Al-Quran yang menjadi pegangan Rasulullah SAW dalam menentukan siapakah Tuhannya, yaitu:

Surah Azzukhruf ayat 64:

اِنَّ اللّٰهَ هُوَ رَبِّىۡ وَرَبُّكُمۡ فَاعۡبُدُوۡهُ‌ؕ هٰذَا صِرَاطٌ مُّسۡتَقِيۡمٌ ۞

Innallãha Huwa Rabbã wa Rabbukum fa’budûh, hãdzã Shirãtum Mustaqîm

“Sungguh Allah, Dia Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus”

Surah Maryam ayat 36:

وَاِنَّ اللّٰهَ رَبِّىۡ وَرَبُّكُمۡ فَاعۡبُدُوۡهُ ‌ؕ هٰذَا صِرَاطٌ مُّسۡتَقِيۡمٌ ۞

Wa innallãha Rabbî wa Rabbukum fa’budûh, hãdzã Shirãtum Mustaqîm

“(Isa berkata), “Dan sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Ini adalah jalan yang lurus”.”

Dari penjelasan dalam link Peguron kami tersebut di atas kita wajib untuk menetapkan siapakah Tuhan kita, agar arah ibadah kita jelas dan kita benar-benar berada pada  “jalan lurus” yang ditetapkan Allah SWT, dan jangan hanya menyebut “Allah” tanpa kita mengetahui siapakah  “Dia” karena tanpa mengetahui hal tersebut jelas kita akan tersesat dalam ibadah kita sendiri.

Semoga Allah membukakan hati kita semua rahasia nama AgungNya agar kita berada pada jalan lurus yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Aamiin.

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *