Tim Medis Belum Bisa Memastikan Fungsi Organ Dalam Bocah Penghirup Bensin

Share posting

Oleh: Nurlaela

Pemeriksaan Kondisi Bocah Pecandu Bensin Oleh Tim Medis. (Foto: Nurlaela – grahabignews.com)

grahabigbews.com, Purwakarta -Tensi darah, suhu tubuh, kondisi tubuh dan rongga mulut bocah 12 Tahun warga Purwakarta yang kecanduan Bensin secara fisik tidak ditemukan keanehan atau kerusakan.

Akan tetapi, tim medis belum bisa memastikan fungsi organ di dalam tubuhnya dalam kondisi baik atau tidak. Hal tersebut disampaikan Yandi Nurhadian, Kepala Bidang (Kabid) pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta diwilayah kerjanya, Kamis (27/7/2023).

Menurutnya, pihaknya Dinas Kesehatan didampingi kepala Puskesmas, dokter dan pihak Desa sudah berkunjung langsung ke rumah Ivan bocah 12 tahun ini. Kami melihat ada beberapa indikasi anak ini, cenderung ada dampak dari salah satu zat kimia yang sering dihirup.

“Kalau dilihat seperti ini, lebih cenderung rendah karena emosional masih bisa dikontrol, makan masih mau, dengan orang tua masih bisa berkomunikasi baik,” ujar Kabid tersebut.

Yandi menyarankan, anak tersebut dalam penanganan khusus berkelanjutan, pihaknya mengkhawatirkan efek dari kecanduan menghirup aroma bensin, akan merusak sistem pernapasan mulai dari paru-paru, saraf, mata hingga alat vital lainnya.

“Pengobatan berkelanjutan, tentu ini tinggal motivasi keluarganya saja agar sang anak dapat melakukan pengobatan ke Rumah Sakit Bayu Asih dengan rujukan dari Puskesmas, tekhnisnya ke spesialis anak atau ke spesialis jiwa dulu,” ungkapnya.

Biaya pengobatan sudah tertangani, tinggal motivasi pasien dan keluarga untuk dapat menyembuhkan bocah tersebut, keluarga tersebut anggota aktif BPJS kesehatan.

Kalau Spesialis anak, terang dia, untuk mengetahui tumbuh kembang anak 12 tahun ini, berat dan tinggi badannya itu perlu di kontrol. Kalau spesialis jiwa itu, untuk menentukan anak ini bisa terbiasa dengan zat adiktif tadi, saya tanya sudah 3 tahun menghirup bensin.

“Dipastikan ada zat adiktif yang terhirup otomatis fungsi paru-paru bisa terganggu, kemudian yang paling penting si anak ini bisa mengalihkan dari kebiasaan menghirup aroma bensin menjadi yang positif,” terang Yandi.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *