Mengenal dan Bersatu Dengan Nur Muhammad

Share posting

tidaklah sempurna iman dan makrifat kepada Allah tanpa mengenal Nur Muhammad

Artikel Eksklusif

Oleh : H. Derajat

Ketua Pasulukan Loka Gandasasmita

Sahabatku, sesungguhnya ada satu kewajiban kita dalam menunaikan ibadah keagamaan yaitu mengenal Allah dan RasulNya yang bukan hanya berdasarkan pengetahuan yang diambil dari buku-buku atau keterangan ahli agama, namun kita diwajibkan mengenal Allah dengan RASA yang biasa dikatakan sebagai Makrifat.

Mursyid kami Imam Ja’far al-Shadiq r.a. berkata: “Allah bertajalli kepada makhluk-Nya melalui kalam-Nya akan tetapi mereka tidak menyaksikan.”

Para Mursyid dalam ajaran Tarekat telah sepakat bahwa : Demi Allah, jika hilang penglihatanku kepada Nabi SAW walau sekejap mata, maka aku sendiri tidak termasuk ke dalam orang-orang Muslim.

Makrifat kepada Allah diperlukan dalam beribadah dan beramal sehingga ia akan sampai pada tingkatan hamba yang haqqul yakin karena meyakini Allah itu ada dan tidak terpisahkan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Ini merupakan  hal utama sebelum melaksanakan ibadah. Sedangkan, jika seorang hamba berada pada ilmul yaqqin ketika seorang hamba mengetahui Allah itu merupakan kewajiban dan pada tingkatan ainul yaqqin ketika dia mengenal Allah, menurut ilmu Allah sendiri.

Makrifat pada dasarnya bukan hanya persoalan rohani semata, melainkan bagaimana kemudian dapat menjadi bagian dari kehidupan keseharian. Tingkat makrifat seseorang akan terwujud dalam perilaku dan cara menafsir sebuah fenomena sosial tertentu. Apa yang menjadi fakta kehidupan tidak luput dari objek tafakur. Apa yang terjadi pada kehidupan manusia tidak luput dari kehendak Allah Yang Mahakuasa. Sebagai hamba yang serbaterbatas, manusia diharapkan dapat berintrospeksi terhadap apa yang selama ini diperbuat.

Bagaimana sih merasakan kehadiran Allah dan RasulNya sehingga kita bisa merasakan nikmatnya dalam beragama dan merasakan bahwa agama itu bukan sebuah beban ? Yaitu dengan mengetahui asal diri kita dan kemana kita akan kembali.

Inilah sebuah pengetahuan berharga yang diajarkan oleh Mursyid kami Abah Guru Sekumpul tentang Nur Muhammad yang menjadi cikal bakal diri kita bahkan cikal bakal alam semesta yang dengan mengetahuinya kita akan merasakan bahwa Rasulullah itu tidak lah terpisah dari diri kita walau sekejap saja.

Keterangan beliau tentang Nur Muhammad diterangkan dalam versi lengkapnya :

Tidakkah hati kita tergelitik untuk terus menggali sejauh mungkin sebuah Hadits riwayat Bukhari yang mencerminkan siapakah hakikat Rasulullah yang wajib kita kenal itu :

كُنْتُ نَبِيًا وَ آدَم بَيْنَ المَاءِ وَالطِيْنِ وَبَيْنَ الرُوْحِ وَالجَسَدِ

“Aku telah menjadi nabi, sementara Adam masih berada di antara air dan tanah berlumpur.”

 

Kemudian hadits yang diriwayatkan oleh Jabir RA,

عَن جَابِر رَضِى اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ بِأَبِيْ وَأُمِّيْ أَخْبِرْنِى عَنْ أوَّلِ شَيْءٍ خَلَقَهُ اللهُ تَعَالَى قَبْلَ الْأشْيَآء . قَالَ يَا جَابِر، إنَّ اللهَ تَعَالىَ خَلَقَ قَبْلَ الْأَشْيَآءِ نُوْرَ نَبِيِّكَ، مِنْ نُوْرِهِ فَجَعَلَ ذَالِكَ النُّوْرَ يَدُوْرُ بِالقُدْرَةِ حَيْثُ شَآء اللهُ وَلَمْ يَكُنْ فِى ذَالِكَ الْوَقْتِ قَلَمٌ وَلَا لَوْحٌ وَلَا عَرْشٌ وَلَا كُرْسِىٌّ وَلَا مَلَكٌ وَلَا رُوْحٌ وَلَا جَنَّةٌ وَلَا نَارٌ وَلَا سَمَآءٌ وَلَا أَرْضٌ وَلَا شَمْسٌ وَلَا قَمَرٌ وَلَا إِنْسٌ وَلَا جَنٌّ .  فَلَمَّا أَرَادَ اللهُ أَنْ يَخْلُقَ الْخَلْقَ قَسَمَ ذَالِكَ النُّوْرَ أرْبَعَةَ أَجْزَاءٍ فَخَلَقَ مِنَ الْجُزْءِ الْأَوَّلِ الْقَلَمَ وَمِنَ الثَّانِى اللَّوْحَ وَمِنَ الثَّالِثِ الْعَرْشَ ثُمَّ قَسَمَ الْجُزْءَ الْرَّابِعَ أَرْبَعَةَ أَجْزَاءٍ فَخَلَقَ مِنَ الْأوَّلِ حَمَلَةَ الْعَرْشِ وَمِنَ الثَّانِى الْكُرْسِىَّ وَمِنَ الثَّالِثِ بَاقِىَ الْمَلاَئِكَةِ ثُمَّ قَسَمَ الرَّابِعَ أرْبَعَةَ أَجْزَاءٍ فَخَلَقَ مِنَ الْأوَّلِ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ وَمِنَ الثَّانِى السَّمَوَاتِ، وَمِنَ الثَّالِثِ الْأَرْضَ ثُمَّ قَسَمَ الرَابِعَ أَجْزَاءٍ فَخَلَقَ مِنَ الْأوَّلِ الشَمْسَ وَالْقََمَرَ وَالنُّجُوْمَ وَمِنَ الثَّانِى الْبُرُوْجَ وَالْأفْلاَقَ وَمِنَ الثَّالِثِ الْعَقْلَ وَالْأبْصَارَ وَالْبَصَائِرَ وَنُوْرَ الْإِيْمَانِ

“Dari Jabir berkata: Demi ayah dan ibuku, Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang suatu yang diciptakan Allah swt sebelum segalanya yang lain. Rasulullah menjawab: Wahai Jabir, sesungguhnya Allah telah menciptakan nur Nabimu dari nur-Nya sebelum sesuatu yang lain. Maka dijadikan nur itu berkeliling sesuai dengan yang dikehendaki Allah swt, dan tidaklah dijadikan pada saat itu qalam, lauh, arsy, kursy, malaikat, ruh, surga, neraka, langit, bumi, matahari, bulan, manusia, dan jin. Dan ketika Allah swt menghendaki untuk menciptakan makhluqnya, maka nur tersebut dibagi menjadi empat bagian. Dari bagian pertama diciptakan qalam, dari bagian kedua diciptakan lauh, dari bagian ketiga diciptakan arsy, dan dari bagian keempat, nur tersebut dibagi lagi menjadi empat bagian, dari bagian pertama diciptakan isi arsy, dari bagian yang kedua diciptakan kursy, dari bagian yang ketiga diciptakan malaikat, kemudian dari bagian keempat, nur tersebut dibagi menjadi empat bagian, dari bagian pertama diciptakan surga dan neraka, dari bagian kedua diciptakan langit, dari bagian ketiga diciptakan bumi, dan dari bagian keempat dibagi menjadi empat bagian, dari bagian pertama diciptakan matahari, bulan dan bintang, dari bagian kedua diciptakan planet dan benda-benda langit, dari bagian yang ketiga diciptakan akal dan penglihatan dan cahaya iman”.

Untuk menjadi bahan renungan (tafakur) kita dalam kehidupan ini, cobalah kita perhatikan Firman Allah SWT :

وَجَعَلۡنَا مِنَ الۡمَآءِ كُلَّ شَىۡءٍ حَىٍّ‌

….Wa ja’alna minal-ma-i kulla syai-in hayyi…”

Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air;

Semoga Allah Ta’ala membimbing kita semua kepada ilmu pengetahuan yang membukakan hijab antara diriNya Yang Maha Suci dengan qalbu kita semua. Aamiin.

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *