Ajaran Sunan Bonang Kepada Sunan Kalijaga Tentang Hahikat Hidup

Share posting

Inilah wasiat asli ketika Sunan Bonang menurunkan ilmu kepada Sunan Kalijaga dalam ajaran tarekat Syattariyyah

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat

ilustrasi-wisatanabawi.com

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Allahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad wa ‘ala aali Sayyidina Muhammad.

Sahabatku yang sangat kukasihi.

Izinkanlah ku sampaikan sebuah wejangan yang selalu disampaikan turun temurun dari Mursyid-mursyidku terdahulu. Wejangan ini pernah disampaikan oleh Sunan Bonang kepada muridnya yang juga sahabatnya yaitu Sunan Kalijaga.

Mohon maaf sahabatku, wejangan ini berbahasa Jawa namun untuk memudahkannya ku sertakan pula terjemahan bahasa Indonesia walau mungkin ada beberapa kata yang agak sulit diterjemahkan secara tepat. Inilah wejangan yang sejatinya adalah  Hakikat Ibadah dan  Hakikat Keberadaan Diri sehingga kita mengerti bahwa tugas kita di dunia ini adalah kepanjangan tangan Tuhan. Mulialah dirimu sahabatku, mulialah keluargamu, mulialah anak istrimu, mulialah orangtuamu dengan sebab pengetahuan engkau tentang ilmu ini.

Sahabatku, wejangan ini sesungguhnya berdasarkan pada ayat-ayat Al Quran sebagaimana disebutkan :

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada” [QS. Al-Hadiid : 4].

Juga ayat berikut :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya;”

Al-Qur’an pun mengatakan tentang Allah;  Wa fii anfusikum afalaa tubshiruun (dan di dalam dirimu apakah engkau tak memperhatikannya?).

Nah, untuk lebih mengenal tentang Tuhan kita inilah wejangan suci dari Sunan Bonang kepada Sunan Kalijaga.

Birahi ananireku,

aranira Allah jati.

Tanana kalih tetiga,

sapa wruha yen wus dadi,

ingsun weruh pesti nora,

ngarani namanireki

Timbullah hasrat kehendak Allah menjadikan terwujudnya dirimu; dengan adanya wujud dirimu menunjukkan akan adanya Allah dengan sesungguhnya; Allah itu tidak mungkin ada dua apalagi tiga. Siapa yang mengetahui asal muasal kejadian dirinya, saya berani memastikan bahwa orang itu tidak akan membanggakan dirinya sendiri.

Sipat jamal ta puniku,

ingkang kinen angarani,

pepakane ana ika,

akon ngarani puniki,

iya Allah angandika,

mring Muhammad kang kekasih.

Ada pun sifat jamal (sifat terpuji/bagus) itu ialah, sifat yang selalu berusaha menyebutkan, bahwa pada dasarnya adanya dirinya, karena ada yang mewujudkan adanya. Demikianlah yang difirmankan Allah kepada Nabi Muhammad yang menjadi Kekasih-Nya.

Yen tanana sira iku,

ingsun tanana ngarani,

mung sira ngarani ing wang,

dene tunggal lan sireki iya Ingsun iya sira,

aranira aran mami

Kalau tidak ada dirimu, Allah tidak dikenal/disebut-sebut; Hanya dengan sebab ada kamulah yang menyebutkan keberadaan-Ku; Sehingga kelihatan seolah-olah satu dengan dirimu. Adanya AKU, Allah, menjadikan dirimu. Wujudmu menunjukkan adanya DzatKu.

Tauhid hidayat sireku,

tunggal lawan Sang Hyang Widhi,

tunggal sira lawan Allah,

uga donya uga akhir,

ya rumangsana pangeran,

ya Allah ana nireki.

Tauhid hidayah yang sudah ada padamu, menyatu dengan Tuhan. Menyatu dengan Allah, baik di dunia maupun di akherat. Dan kamu merasa bahwa Allah itu ada dalam dirimu.

Ruh idhofi neng sireku,

makrifat ya den arani,

uripe ingaranan Syahdat,

urip tunggil jroning urip sujud _rukuk pangasonya,

rukuk pamore Hyang Widhi

Ruh idhofi ada dalam dirimu. Makrifat sebutannya. Hidupnya disebut Syahadat (kesaksian), hidup tunggal dalam hidup. Sujud rukuk sebagai penghiasnya. Rukuk berarti dekat dengan Tuhan pilihan.

Sekarat tananamu nyamur,

ja melu yen sira wedi,

lan ja melu-melu Allah,

iku aran sakaratil,

ruh idhofi mati tannana,

urip mati mati urip.

Penderitaan yang selalu menyertai menjelang ajal (sekarat) tidak terjadi padamu. Jangan takut menghadapi sakratulmaut, dan jangan ikut-ikutan takut menjelang pertemuanmu dengan Allah. Perasaan takut itulah yang disebut dengan sekarat. Ruh idhofi tak akan mati; Hidup mati, mati hidup.

Liring mati sajroning ngahurip,

iya urip sajtoning pejah,

urip bae selawase,

kang mati nepsu iku,

badan dhohir ingkang nglakoni,

katampan badan kang nyata,

pamore sawujud, pagene ngrasa matiya,

Syekh Malaya (Sunan Kalijaga) den padhang sira nampani,

Wahyu prapta nugraha.

Mati di dalam kehidupan. Atau sama dengan hidup dalam kematian. Ialah hidup abadi. Yang mati itu nafsunya. Lahiriah badan yang menjalani mati. Tertimpa pada jasad yang sebenarnya. Kenyataannya satu wujud. Raga sirna, sukma mukhsa. Jelasnya mengalami kematian! Syeh Malaya (Sunan Kalijaga), terimalah hal ini sebagai ajaranku dengan hatimu yang lapang. Anugerah berupa wahyu akan datang padamu.

Kuakhiri wejangan Suci para Wali Allah ini dengan sebuah kalimat-kalimat penutup untuk dijadikan renungan :

Pangeran iku siji, ana ing ngendi papan langgeng, sing nganakake jagad iki saisine, dadi sesembahane wong sak alam kabeh, nganggo carane dhewe-dhewe.

(Tuhan itu tunggal, ada di mana-mana, yang menciptakan jagad raya seisinya, disembah seluruh manusia sejagad dengan caranya masing-masing)

Pangeran iku ana ing ngendi papan, aneng siro uga ana pangeran, nanging aja siro wani ngaku pangeran.

(Tuhan ada di mana saja, di dalam dirimu juga ada, namun kamu jangan berani mengaku sebagai Tuhan)

Pangeran iku adoh tanpa wangenan, cedhak tanpa senggolan.

(Tuhan itu berada jauh namun tidak ada jarak, dekat tidak bersentuhan)

Pangeran iku langgeng, tan kena kinaya ngapa, sangkan paraning dumadi.

(Tuhan itu abadi dan tak bisa diperumpamakan, menjadi asal dan tujuan  kehidupan)

Pangeran iku bisa mawujud, nanging wewujudan iku dudu Pangeran.

(Tuhan itu bisa mewujud namun perwujudannya bukan Tuhan)

Pangeran iku kuwasa tanpa piranti, akarya alam saisine, kang katon lan kang ora kasat mata.

(Tuhan berkuasa tanpa alat dan pembantu, mencipta alam dan seluruh isinya, yang tampak dan tidak tampak)

Pangeran iku ora mbedak-mbedakake kawulane.

(Tuhan itu tidak membeda-bedakan (pilih kasih) kepada seluruh umat manusia)

Pangeran iku maha welas lan maha asih, hayuning bawana marga saka kanugrahaning Pangeran.

(Tuhan Maha Belas-Kasih, bumi terpelihara berkat anugrah Tuhan)

Pangeran iku maha kuwasa, pepesthen saka karsaning Pangeran ora ana sing bisa murungake.

(Tuhan itu Mahakuasa, takdir ditentukan atas kehendak Tuhan, tiada yang bisa membatalkan kehendak Tuhan)

Urip iku saka Pangeran, bali marang Pangeran.

(Kehidupan  berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan)

Link Tasawuf :

Surat Terbuka Hanya untuk Sahabat Sejatiku

Dari sahabat yang selalu menyayangi dan mendoakanmu,

H. Derajat Asysyathari Al Qadiri

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *