Susy Wiranatakusumah , Penulis, dan Pengelola Komunitas SKS Mewujudkan Bhineka Tunggal Ika Lewat Bahasa Kata

Share posting

Wawancara Eksklusif

Oleh : Lilis Yuliati, S.Pd., M.Pd. & Wishnoe Ida Noor

 

Moment penerimaan anugrah dari MURI di Karanganyar bersama Bupati, dalam pembacaan puisi terbanyak, 27 ribu pembaca tahun 2017, dalam rangka hari jadi Karanganyar, SKS sebagai pemrakarsa. (foto file SKS – grahabignews.com)

Jawa Tengah – Rabu (08/4) Untuk kali ini GrahaBigNews melakukan wawancara eksklusif jarak jauh dengan Koordinator Sastra Kidung Semilir, Susy Wiranatakusumah yang nota benenya adalah seorang penulis juga dan kini tinggal di Karanganyar Surakarta, Jawa Tengah.

Menurut Susy, bahwa Sastra Kidung Semilir (SKS), adalah sebuah komunitas kecil yang berdiri pada bulan April 2014.

Selama kurun waktu 6 tahun ini,  kata dia SKS sudah menerbitkan buku antologi puisi bersama sebanyak 11 judul, edisi Eksklusive 4 judul, dengan buku yang akan đi terbitkan di Badan Bahasa Pusat Jakarta, yang rencananya akan di laķsanakan pada bulan ini.

Namun, rencana tersebut ditunda, karena terkaît pandemik Covid 19 yang tengah melanda negara ini, “maka dari itu acara di tunda hingga batas yang tidak bisa di tentukan”, ujarnya.

Susy tetap meyakinkan, bahwa terkait launching buku dan seminar sastra, Insha Allah tetap akan berlangsung, tandasnya.

Susy Wiranatakusumah , Penulis, dan Pengelola Komunitas SKS Mewujudkan Bhineka Tunggal Ika Lewat Bahasa Kata (foto file pribadi-grahabignews.com)

“Saya dan teman-teman penulis mempunyai visi misí yang sama, meski kami berbeda suku, yaitu meliterasikan negara ini hingga ke pelosok, dengan harapan Bhineka Tunggal Ika dapat kita wujudkan melalui bahasa kata”, jelas Susy.

Dan secara tidak langsung SKS sambungnya,  telah membantu pemerintah dalam mempersatukan rakyat Indonesia melalui karya puisi, meski pada hakekatnya perjuängan yang dilakukannya untuk menjadikan komunitas ini lebih besar lagi masih dalam impian semata.

“ Tetapi paling tidak, saya telah berusaha meliterasikan beberapa kota dengan puisi, di antaranya Karanganyar, Yogya, Garut, Bandung, Adonara Flores Timur, dan Lembata NTT inshaallah akan kami literasikan setelah Jakarta”, ujarnya.

Susy menilai, bahwa semua Ini memang perjuangan yang butuh di perjuangkan, sebab kata-kata tidak akan pernah mati, meski raga sudah tertimbun tanah.

“Demikian yang bisa saya paparkan tentang komunitas SKS. Semoga para pejuang Literasi di pelosok tanah air 6tetap semangat untuk menjadikan menulis dan membaca sebagai bahan pokok selain sembako”, pungkasnya mengakhiri obrolannya lewat seluler.

Salam Sastra

Susy Wiranatakusumah

Penulis, dan Pengelola Komunitas


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *