Kampung Pesantren Hapus Stigma Telah Hilang Kegotong Royongan di Perkotaan

Share posting

Oleh: Hidir Hidayat

Lurah Kota Kulon, Dede Nasir Saat Memberikan Sambutan. (Poto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Garut – Lurah Kota Kulon Kabupaten Garut, Dede Nasir, S. Sos, merasa gembira dengan antusiasme masyarakat yang bergerak dalam acara gotong royong dan bersih-bersih lingkungan di Kp. Pasantren Kel. Kota Kulon Kec. Garut Kota, Minggu (19/07).

“Ruang terbuka publik masih ada di daerah kota kulon, kenyataan setelah turun ke lapangan masih terjaga, “kata Dede Nasir. menurutnya, aparat tingkat ke Rw-an dan rekan yang lainnya masih bisa menggerakan masyarakatnya dalam kegiatan gotong royong di lingkungannya.

Dede mengatakan terdapat stigma terutama di masyarakat kota sudah individualistik, sudah tidak ada gotong royong. Namun Lurah melihat masih ada kegotong royongan itu, dan ini tergantung kepada yang menggerakannya.

Camat Garut Kota, Teten Sundara Saat Penanaman Pohon. (Poto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

“Kenyataannya kegotongroyongan masih terjaga, ini menjadi ruang terbuka publik tempat ngobrol dan beramah tamah antar warga,” ujar Dede.

Pada acara gotong royong kebersihan juga ditabur sejumlah benih ikan serta penanaman pohon yang memanfaatkan aliran daerah irigasi sungai (DAS) Cimaragas. “Suatu saat nanti dana kelurahan bisa terserap dengan usaha mikro, sehingga mengalokasikan anggaran dalam rangka peningkatan perekonomian warga,” harapnya.

Founder #bersamatalangsengbisa, Edy Kuntoro Ikut Kerjabakti beberisah di Kp. Pasantren RW 21 Kel. Kota Kulon. (Poto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

“Mudah-mudahan bisa untuk menambah modal, namun menurut Camat jangan terlalu bergantung kepada modal dari Pemerintah, karena dana kelurahan dari Pemerintah terbatas, ada simbiosis mutualisme, saling menguntungkan baik dari Pemerintah, tokoh masyarakat juga terutama masalah DAS,” imbuh Dede.

Di akui Lurah, masalah sampah bukan hanya masalah Nasional namun termasuk masalah global. “Saya juga berpesan kepada para Rw, untuk memilah sampah organik dan anorganik, sehingga  terutama dalam menanam budi daya ikan jangan sampai tercampur dengan sampah,” kata Dede.

Dede juga berpesan kepada warga untuk bisa terus menjaga semangat sehingga kebersihan di daerahnya tetap terjaga. “Terimakasih kepada warga yang telah peduli terhadap lingkungannya,” pungkas Dede.

Lurah Kota Kulon, Dede Nasir Saat Tabur Benih Ikan. (Poto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Pada kesempatan tersebut turut hadir dari dinas PUPR,  unsur Forkopimcam, Camat Garut Kota, UPT Wilayah III Peternakan dan Perikanan, UPT PUPR Kec. Garut Kota, Ormas Pemuda Pancasila dan Komunitas Bersama Talangseng Bisa.

Camat Garut Kota, Teten Sundara mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada warga kampung pesantren.”Saya berharap masyarakat jangan selalu melihat kekurangan, tetapi harus melihat sisi potensi, dalam membaca potensi di DAS Cimaragas ini,” ujar Teten.

Gerakan Beberesih di Kp. Pesantren RW 21 Kel. Kota Kulon Kec. Garut Kota. (Poto: Rudi Herdiana – grahabignews.com)

Camat berjanji, kedepan akan berkoordinasi dengan dinas pertanian, dinas lingkungan hidup, perikanan dan dinas-dinas terkait. “Mudah-mudahan bukan hanya menanam ikan saja, tapi ada sumber edukasi-edukasi yang lain,” tutur Teten.

Masalah sampah juga disinggung Teten, bahwa pemilahan sampah juga penting dilakukan terutama dalam membagi jenis-jenis sampah, mana sampah yang yang bekas makanan dan non makanan. “Bisa dipilih dipilah mana yang bernilai ekonomis, juga mana yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ikan,” pungkas Teten.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *