Tingkatkan Daya Saing Kecamatan Selaawi, Pemkab Garut Bangun Bambu Kreatif Center

Share posting

Oleh ; Wishnoe Ida Noor

 

Tingkatkan Daya Saing Kecamatan Selaawi, Pemkab Garut Bangun Bambu Kreatif Center (foto oleh Diskominfo Kab. Garut-grahabignews.com)

Garut – Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan (Dirjen PKP) Kemendes PDTT, Harlina Sulistyorini bersama Bupati Garut Rudy Gunawan melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) pembangunan gedung bercorak kebudayaan (Bamboo Creative Centre) di Kecamatan Selaawi, Garut, Jawa Barat, Sabtu (19/9/2020).

Selaawi Bamboo Creative Centre (SBCC) atau Pusat Kreatif Bambu Selaawi ini menjadi salah satu kawasan perdesaan industri bambu kreatif yang diharapkan dapat menjadi salah satu andalan Selaawi dari sektor wisata perdesaannya yang juga sebagai penguatan seni budaya lokal.

“Saya melihat Selaawi ini bisa berkembang dengan potensi yang ada di Selaawi sendiri. Apalagi, dengan dijadikannya sebagai pusat kawasan wisata perdesaan dan pusat kreatif bambu Selaawi yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa,” kata Harlina, seperti dikutip dari rilis Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), kata Harlina akan turut membantu dan mendorong agar kawasan wisata perdesaan di Selaawi bisa terus berkembang.

Dirjen Pembangunan Kawasan Pedesaan, Harlina Sulistyorini, mengingatkan kepada pemerintah Kabupaten Garut untuk selalu melakukan pendampingan, pelatihan, dan stimulan usaha dalam rangka pembangunan kawasan pedesaan. Herlina menilai pendampingan kawasan pedesaan industri kreatif oleh Pemkab Garut sudah sangat baik, selanjutnya dapat dilakukan pelatihan masyarakat seperti membuat kerajiann bambu serta bagaimana mengatur keuangan. Stimulant usaha dapat dilakukan dengan menilik asset apa yang dimiliki oleh satu kawasan, seperti dibuatnya penginapan maupun spot foto menarik.

“Kami di kementerian adalah mengawal kebijakan atau mensupport untuk visi dari kemitraan dengan BUMN, kemudian dengan swasta untuk menjaring atau membantu pasar produk-produk yang ada disini,” katanya.

Untuk menjadikan Selaawi sebagai Kawasan Pedesaan Prioritas nasional (KPPN), kata Harlina, itu ada beberapa proses tahapan artinya ada usulan-usulan dari daerah untuk masuk ke BAPPENAS, karena nantinya BAPPENAS yang akan memverifikasi untuk menjadi KPPN 5 tahun berikutnya.

“Tapi jangan terpaku ke KPPN ataupun APBN karena kita harus yakin kalau kita mampu membangun dan membantu pembangunan di Selaawi Garut dengan potensi dan sumber daya yang ada di KP Bambu Selaawi” katanya.

Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan, Pemerintah Kabupaten Garut telah menetapkan Kecamatan Selaawi sebagai salah satu daerah yang akan dikembangkan yang berhubungan dengan bambu dalam rangka meningkatkan daya saing, apalagi Kecamatan Selaawi yang hanya berjarak kurang lebih 50 km dari Bandung bisa ditempuh dengan 1 jam bebas hambatan dari Rancaekek Bandung. “Kami ingin selalu berjalan dengan baik dalam pembangunan di Selaawi ini. Dalam kesempatan ini saya pun berterima kasih kepada Ibu Dirjen (Harlina Sulistyorini) dan kepada bapak menteri bisa memberikan bantuan kepada daerah tertinggal, terutama kepada bapak presiden, bapak presiden menaruh perhatian besar kepada Kabupaten Garut,” ungkap Rudy.

Kecamatan Selaawi menjadi wilayah pedesaan industri kreatif membutuhkan waktu selama lima tahun dengan proses yang tidak sederhana dari tingkat dusun sampai kabupaten, hingga akhirnya pada tahun 2018 turun SK Bupati Garut  410/keb.352/Bappeda/2018. Camat Selaawi, Ridwan Effendi, menuturkan bahwa bambu di Kecamatan Selaawi menduduki posisi yang sangat penting baik secara kultur sosial, ekonomi dan juga lingkungan.

Menurut Ridwan, SBCC ini akan dijadikan kawasan terpadu dalam pengembangan bambu kreatif, seni budaya, budi daya bambu yang dikemas dalam konsep kawasan wisata minat khusus, dan menjadi paket terpadu dalam pariwisata Kawasan Perdesaan Industri Bambu Kreatif Selaawi. “Pembangunan pada dasarnya harus berkelanjutan, tidak terhenti di seremonial peresmian semata, namun haruslah sampai pada nilai manfaat yang dirasakan oleh khalayak serta memiliki dampak yang besar bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Selain Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Ir. Harlina Sulistyorini, M.Si, turut hadir Direktur Pembangunan Sumberdaya Alam Kawasan Perdesaan Dr. Mulyadin Malik, M.Si, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai ASN Kemendesa PDTT Dr. Sumarlan, Kepala Biro Humas dan Kerjasama, Kemendesa PDTT Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si, dan beberapa staf kementrian, serta para pejabat Pemkab Garut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *