Hanya Karena Rahmat Allah Kita Mampu Berbuat Taat Dan Terhindar Dari Perbuatan Keji Dan Munkar

Share posting

Artikel Eksklusif

Oleh : H Derajat

Iilustrasi-inilah.com

Inilah bingkisan kasih sayangku untuk kalian semua wahai sahabatku…

Link Tasawuf Modern

Dan Kita Tak Kan Mungkin Bersih dari Perbuatan Keji dan Munkar

Bismillahirrohmanirrohim

Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad wa ala ali Sayyidina Muhammad.

وَلَوْلَا فَضْلُ ٱللهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُۥ مَا زَكَىٰ مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ ٱللهَ يُزَكِّى مَن يَشَآءُ ۗ وَٱللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Marilah kita selalu memohon kepada Allah dengan kekuatanNya agar kita bisa tercegah dari perbuatan keji dan munkar karena Dia lah Pemilik Sejati kalimat :

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada sahabat ‘Abdullah bin Qois,

يَا عَبْدَ اللهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ

“Wahai ‘Abdullah bin Qois, ucapkanlah ‘Laa hawla wa laa quwwata illa bil-laah’, karena ia adalah satu diantara simpanan-simpanan surga.” (HR. Bukhari)

Seorang sahabat Nabi, yaitu Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, beliau berkata tentang makna “Laa hawla wa laa quwwata illa bil-laah”,

لاَ حَوْلَ عَنْ مَعْصِيَةِ اللهِ إِلاَّ بِعِصْمَتِهِ، وَلاَ قُوَّةَ عَلَى طَاعَتِهِ إِلاَّ بِمَعُوْنَتِهِ

“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindungan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk taat kepada Allah selain dengan pertolongan Allah.”

 

Karena cintaku padamu, ku sampaikan ini semua di masa orang banyak bersombong diri dengan  merasa sebagai orang soleh dan paling sempurna ibadahnya.

Ketahuilah sahabatku, kita tak akan mampu tercegah dari perbuatan keji dan munkar kecuali bila Dia (Allah) menghendakinya.

Ibnu Abu Hatim mengatakan dari Ummu Salamah, bahwa Nabi SAW mengucapkan doa berikut:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinika

“Ya Tuhan Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.”

Dari Asma binti Yazid ibnus Sakan menceritakan bahwa Rasulullah Saw. acapkali mengucapkan doa berikut:

Ya Tuhan Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.

Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, bahwa ia bertanya,

“Wahai Rasulullah, apakah hati itu benar-benar berbolak-balik?” Rasul Saw. menjawab:  “Ya, tidak sekali-kali Allah menciptakan seorang manusia melainkan hati manusia itu berada di antara dua jari (kekuasaan) Allah Swt. Jika Dia menghendaki untuk meluruskannya, maka Dia menjadikannya lurus. Dan jika Dia menghendaki untuk menyesatkannya, maka Dia menjadikannya sesat.”

“Kami memohon kepada Allah, Tuhan kami, semoga Dia tidak menjadikan hati kami sesat sesudah Dia memberinya petunjuk. Dan kami memohon kepada-Nya semoga Dia menganugerahkan kepada kami rahmat dari sisi-Nya, karena sesungguhnya Dia Maha Pemberi karunia.”

Ternyata hanya karunia Allah saja kita ini mampu berbuat taat, mampu beribadah, mampu berbuat kebaikan dan terhindar dari maksiat, terhindar dari perbuatan keji dan munkar jadi untuk apa kita bersombong diri ?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *