Dunia Ini Tempat Kekecewaan
Artikel Eksklusif
Oleh : H. Derajat
Suatu saat anakku, Dr., Yogi Muhammad Rahman., S.H., M.H., menyatakan kekecewaannya kepada rekan-rekan kerja samanya yang meninggalkannya di kala dia sedang banyak keluh kesah maka aku jawab tegas: “Jangan mudah kecewa dengan dunia, karena dunia ini memang tidak ideal. Nikmatilah dunia sewajarnya, karena ini tempat bermain dan senda gurau. Ketika sedang menikmati dunia, saksikanlah Allah dengan hati dan akalmu. Pelan-pelan saja, santai saja, wajar saja. Ini hanya tempat transit kita sebentar. Terminal akhir kita nanti, ketika berpulang ke haribaan-Nya”.
Anakku Rayshaka Asysyathari yang baru berusia 5 bertanya pada ibunya : “Mam, kalo orang berdosa bakal masuk neraka ? Kenapa atuh Allah menciptakan orang berdosa ? Mam, babi kan haram terus kenapa Allah menciptakan babi ?”. Ibunya gak bisa jawab dan menyuruh anakku bertanya pada bapaknya.
Maka aku jawab kepada istriku bahwa Rasulullah pernah idealis. Sebagai Nabi, beliau ingin semua manusia beriman. Tapi Allah malah menegur beliau menurunkan ayat:
وَلَوْ شَاۤءَ رَبُّكَ لَاٰمَنَ مَنْ فِى الْاَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًاۗ اَفَاَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتّٰى يَكُوْنُوْا مُؤْمِنِيْنَ ۞ (يونس: ٩٩)
“Seandainya Tuhanmu menghendaki, pasti beriman semua orang di muka bumi seluruhnya. Apakah kamu (hendak) memaksa manusia, supaya mereka menjadi mukmin semuanya” (QS. Yunus [10]: 99).
Rasulullah juga pernah melaknat orang dan kaum yang mengingkari risalah Nabi. Tapi kemudian turun ayat:
لَيْسَ لَكَ مِنَ الْاَمْرِ شَيْءٌ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ اَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَاِنَّهُمْ ظٰلِمُوْنَ ۞ (ال عمران : ١٢٨)
“Bukan urusanmu sedikit pun, dalam perkara mereka, apakah Allah menerima taubat mereka atau mengazab mereka karena mereka zalim” (QS. Ali Imran [3]: 128).
Maka kita juga jangan pernah berharap bahwa semua manusia itu baik, kewajiban kita hanya memperingati dan menasehati selebihnya adalah urusan Allah. Bila engkau kecewa dengan urusan di dunia ini yuk kita baca jawabannya pada artikel di bawah ini :
https://pasulukanlokagandasasmita.com/apakah-dunia-bisa-ideal/
Manusia, kata Mursyid kami Syeikh Ibn Athaillah, bagusnya saja jelek, apalagi jeleknya. Ini bait menggentarkan dari munajatnya di Al-Hikam:
إِلَهِيْ مَنْ كَانَتْ مَحَاسِنُهُ مَسَاوِيَ فَكَيْفَ لَا تَكُوْنُ مَسَاوِيْهِ مَسَاوِيَ
“Tuhanku, manusia yang bagusnya aja jelek, bagaimana jeleknya enggak jadi kejelekan?”
Nah loh…