Jangan Pernah Meremehkan Wirid

Share posting

Wirid untuk mengingat Allah haruslah mendatangkan kenikmatan dan kebahagiaan, bila itu belum tercapai maka itu berarti kita belum menyertakan Allah dan RasulNya ketika melakukan wirid (Rd. Mahmud Sirnadirasa)

Artikel Eksklusif

Oleh : Dr., Supard, S.H., M.H

Kepala Kejaksaan Tinggi Riau

Als. Rd Mahmud Sirnadirasa


Ilustrasi-Merdeka.com

Sahabatku, untuk mengingatkan kita kembali tentang pentingnya wirid, dzikir untuk mengingat Allah maka aku sebutkan sebuah hadist Nabi Muhammad SAW yang telah bersabda:

“Maukah aku beritahukan kepadamu tentang amalan yang paling baik, yang paling suci di sisi Tuhanmu, yang mengangkat derajatmu setinggi-tingginya, yang lebih baik bagimu daripada menafkahkan emas dan perak, lebih baik daripada menemui musuhmu sehingga kamu menyerang di leher mereka dan mereka menyerang kamu ?’ Mereka menjawab: ‘Ya, memang,’ dan beliau berkata: ‘Itu adalah mengingat Allah.”  (At-Tirmidzi).

Dalam beberapa riwayat hadist dikatakan : “Wahai Rasulullah. Saya kewalahan oleh begitu banyak perintah Islam. Jadi beritahu saya sesuatu amalan yang mungkin bisa saya pegang teguh amalkan rutin. Nabi menjawab, “Basahkanlah lidahmu dengan mengingat Allah. (At Tirmidzi).

Demikian juga ada sebuah hadist Nabi Muhammad SAW yang perlu kita renungkan bersama :

“Allah berfirman, “Aku memperlakukan hamba-Ku sebagaimana dia berharap agar Aku memperlakukannya. Aku bersamanya setiap kali dia mengingat-Ku: jika dia memikirkan Aku, Aku memikirkan dia; jika dia menyebut Aku di tempat, Aku menyebut dia di tempat yang lebih baik. Jika dia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu lengan; dan  jika dia mendekat kepada-Ku sejauh satu lengan, Aku mendekat dengan jarak dua lengan yang terulur lebih dekat ke dia; dan jika dia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku pergi kepadanya dengan berlari.” (Al-Bukhari dan Muslim).

Adapun selengkapnya tentang pentingnya wirid, telah kami dedahkan dalam link :

Jangan Remehkan Wirid!

Suatu ketika, Syaikh Ali Jum’ah, Mufti Mesir, bertanya kepada salah seorang muridnya: “Hai muridku, apakah engkau selalu melanggengkan wiridmu?” Murid beliau menjawab: “Iya guru. Tetapi ada masalah ekonomi yang selalu menimpaku, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial.”

Syaikh Ali Jum’ah menjawab: “Jangan merasa susah. Istiqamahkan saja wiridmu. Hal-hal yang demikian adalah rintangan yang mengganggumu supaya tidak istiqamah. Ingatlah bahwa istiqamah sungguh lebih baik dari seribu karamah (kemuliaan).”

Mursyid kami yang mulia Syaikh Hasan al-Bashri yang ilmunya terasa terus mengalir kepada kami sebagai muridnya pernah  berkata: “Siapa yang sama hari kininya dengan kemarinnya, maka ia mahrum (tidak dapat rahmat), dan siapa yang tidak bertambah berarti berkurang, dan siapa yang makin berkurang amalnya, maka mati lebih baik baginya”.

Demikian juga ketika Mursyid kami Syaikh Junaid Al Baghdadi ditegur orang karena memegang tasbih di tangannya: “Tuan, dalam kedudukan yang demikian masih saja menggunakan tasbih”. Syaikh Junaid menjawab: “Alat yang telah menyampaikan kami, maka tidak saya tinggalkan”.

Sahabatku, barangsiapa yang ingin menjadi ahli ibadah dengan ibadah yang benar dan istiqomah, maka Rasulullah Saw. mengajarkan sebuah doa untuk kita amalkan. Doa tersebut berbunyi,  “Allahumma a’innii ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika”, “Duhai Allah, tolonglah kami, bantulah kami menjadi orang yang selalu dzikir kepada-Mu, ingat kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan menjadi ahli ibadah yang benar.”

آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *