Implementasi Literasi Di Sekolah

Share posting

Artikel Pendidikan

Oleh. Luda Sofiah, S.Pd.

Luda Sofiah, S.Pd., (foto istimewa-grahabignews.com)

Arti implementasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu pelaksanaan / penerapan. Sedangkan pengertian umum adalah suatu tindakan atau pelaksana rencana yang telah disusun secara cermat dan rinci (matang).

Kata implementasi sendiri berasal dari bahasa Inggris “to implement” artinya mengimplementasikan. Tak hanya sekedar aktivitas, implementasi merupakan suatu kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan dengan serius juga mengacu pada norma-norma tertentu guna mencapai tujuan kegiatan.

Sebagai pusat kegiatan literasi, Setiap sekolah yang memiliki perpustakaan biasanya membuat sruktur kepengurusan perpustakaan,  dikarenakan sekolah yang telah sudah difaislitasi  perpustakaa oleh negara meskipun tidak memiliki tenaga perpustakaan maka sekolah wajib memberdayakan perpustakaan dengan membuat kepengurus atau pengelola perpustakaan, tidak masalah merangkap guru kelas. Selama tenaga pengelola  perpustakaan belum ada,

Ada  beberapa kegiatan  literasi yang  dilakukan di sekolah antara lain

  1. Kegiatan membaca di perpustakaan

Perpustakaan merupakan centralisasi budaya baca di sekolah sebaiknya memilki jadwal membaca bagi warga sekolah, waktu yang dibuat sesuai dengan kapasitas daya tampung ruang perpustakaan. Kegiatan tersebut dapat dikembangkan lagi dalam bentuk membaca bersama, membaca mandiri dan membaca terbimbing. Untuk peminjaman buku bagi siswa yang ingin membawa pulang buku yang akan dibacanya, secara administrasi tercatat di buku  catat peminjaman  buku pepustakaan,  tentunya dengan syarat dan ketemtuan yang berlaku yaitu tenggang waktu selama 3 hari, jika terlambat dikenai denda, jika rusak ataiu hilang wajib mengganti,  Perpustakaan memiliki tata tertib untuk menaga kenyamn dn ketertiban kegiatan Selma membca di ruang perustakaan, tatib ini tentunya harus di indahkan oleh seluruh pengguana perpustakaan.Tata tertib dipajang agar kegiatan membaca di perpustakaan  terpantau, teratur dan bukupun tertata dengan baik karena dikelola dengan tata cara pengelolaan perpustakaan. Sesekali konsultasi dan bekerjasama dengan perpustakaan daerah untuk meninjau ulang dan memantau perkembangan perpustakaan sekolah,

Banyak administrasi yang harus di miliki oleh perpustakaan sekolah. Mulai dari daftar pengunjung utuk mendata siswa yang sering membaca, data keadaan buku serta judul yang ada dalam berbagai jenis kelompok buku seperti buku referensi, buku pengayaan dan laian lain. Memang butuh waktu untuk mengerjakan kegiatan ini, tentunya tidak mudah namun mmbagi waktu yang tepat dapat mengurai kerepotan selain mengajar. Selain membaca di dalam perpustakaan ada fasilitas lain yang di sediakan sekolah seperti

  1. Saung baca

Saung ini dibuat  menyerupai balai terbuka berukuran 2 X 2 meter, tempat ini merupakan ruang tambahan jika di dalam perpustakaan tidak mencukupi untuk memnuhi kebutuhan siswa menikmati buku yang dibaca dengan suasana tersendiri.  Juga dapat digunakan untuk kebutuhan layanan bimbingan konseling dan pengayaan bagi siswa yang belum lancar membaca,  saung dibentuk terbuka yang hanya memiliki satu dinding yang dipajang poster ajakan tentang budaya membaca,

Setiap sekolah pastinya memiliki halama yang sejuk berupa taman atau kebun sekolah. Hal ini dapat di jadikan pengalaman berharga bagi pesrta ddidik, apalagi yng masih belum lancer membaca, ketika duduk di halama terdapat tulisan nama pohon dengan hurup yang jelas selain memperkenalkan nama jenis pohon yang ada di sekitar sekolah

  1. Memberi nama pada tanaman yang berada di halaman sekitar sekolah

Meskipun halaman sekolah tidak luas, tapi dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, Memberi nama jenis tanaman  yang ada disekitar sekolah, dibuat berupa papan nama dialasi triplek dengan ukuran sesuai huruf  kemudian digantungkan dengan menggunakan kawat kecil pada setiap tanaman sesuai nama jenisnya, selain siswa mengenal nama nama jenis tanaman, bagi siswa kelas rendah yang masih berlatih mengeja tanpa bimbingan guru ketika sedang bermain di halaman sekolah secara spontan membaca dan mengeja kata sebuah nama yang tertera di batang tanaman. Hal ini mengingatkan kita pada taman wisata  Bogor, dimana setiap tanaman tertera nama jenis pohon sehingga pengunjung  bisa mengenalnya

  1. Gerakan membaca bersama

Sesuai dengan kegiatan program literasi, sekolah wajib melaksanakan membaca selama 15 menit sebelum masuk kelas di waktu yang telah di sepakati oleh warga sekolah. Pembiasaan ini adalah membaca bersama mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Para Siswa membaca duduk  di teras kelas masing – masing dengan didampingi guru kelas. Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali sebelum masuk kedalam kelas . tentunya di damping oleh guru wali kelas masing masing, yang di padu oleh petugas yang di jadwalkan .

  1. Membaca berjenjang dan membaca termbimbing yang dipandu oleh guru

Selain kegiatan yang terpusat di perpustkaan sekolah, ada jenis pelaksanaan kegiatan membaca di dalam kelas,  hal ini dilakukan sesuai jadwal yang dibuat oleh kelas. Dengan menggunakan buku yang menarik dan berfariatif jenisnya, Bentuknya ada yang besar dengan  gambar yang menarik  bebiasanta di sebut big book, selain itu ada pula yang berjenis  buku berjenjang sebagai alat peraga, buku yang bergambar besar dan tulisannya tidak terlalu panjang. Kegiatan ini salah satu penunjang bagi kelas rendah untuk  melancarkan, menumbuhkan pembiasaan dan minat membaca.

  1. Membuat pojok baca disetiap sudut kelas

Pojok baca terletak di sudut kelas,  dihiasi  kalimat motivasi tentang membaca . Buku  ini tersedia berasal  dari siswa di kelas itu sendiri yang dibawa dari rumah sebagai pelengkap pojok baca, sehingga bisa dimanfaat saat istirahat ataupun di kelas ketika siswa jenuh belajar. Buku ini dibaca . Adanya pojok baca memotivasi siswa untuk belajar menjadi pustakawan cilik, sehingga para siswa memahami bagaimana mengelola  perpustakaan dan pentingnya buku bagi mereka.

Kegiatan kultum

Kultum jum’at dilaksanakan dihalaman sekolah, selama 30 menit ssebelum masuk kelas seluruh siswa bersama-sama  membaca juz ama kemudian dilanjutkan dengan tausiah secara bergiliran setiap minggu,dengan menampilkan 2 orang siswa untuk membaca dan berpidato

  1. Rak baca disetiap teras kelas

Rak baca ini terbuat dari kayu dan triplek yang diberi hiasan kalimat motivasi atau pesan moral tentang membaca agar warga sekolah bisa membaca kapanpun Rak ini bisa di tempat di depan teras kelas atau tempat di mana siswa merasa nyaman ketika membaca tentunya dengan cukup cahaya yang membantu aktifits membaca.

  1. Pembiasaan menulis leter atau menulis tegak bersambung

Setiap mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa berlatih menulis menggunakan buku bergaris tegak bersambung, untuk siswa kelas tinggi sudah dianjurkan menggunakan pulpen tapi dilarang menggunakan tip x, pembiasaan dilakukan agar siswa mampu menulis, rapih dan bersih juga mampu untuk tidak salah dalam menulis, dan mejapun bersih dari  coretan tip x

  1. Bercerita, menceritakan kembali dan bermain peran

Melatih siswa memiliki percaya diri, guru mendongeng, membacakan cerita dengan meniru gaya dan suara tokoh dalam cerita. Ini merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang menyenangkan,  membaca senyap,  membaca nyaring dan membaca lanjut bergantian biasa dilakukan disaat kegiatan belajar mengajar sesuai kebutuhan langkah langkah pembelajaran

  1. Memanfaatkan teras atau dinding sekolah

Untuk memotivasi siswa membaca,  sekolah membuat baleho atau poster  yang berisi kalimat kalimat ajakan, arahan,  kata pepatah,  pribahasa dan kata bijak  yang dipajang disetiap tembok gedung yang sesuai dengan kegunaan ruangan

Sekolah sebaiknya  berupaya dan berusaha untuk mengembangkan budaya membaca dengan menggulirkan beberapa program yang berkaitan dengan literasi, Melalui berbagai macam cara yang efesien dan efektif bahkan spontan dari sepuluh macam tersebut, dapat  dilakukan untuk memotivasi budaya membaca siswa di sekolah, Dapat dilakukan dengan komitmen  bersama warga sekolah dan orang tua atau wali murid, banyak kegiatan yang dapat di lakukan sejak hadir di sekolah hingga ekstrakulikuleryang mmpu di laksanakan denganadanya kerjasama semua pihak.

Mungkin banyak kendala yang akan di alamai dalam proses upaya upaya yang di lakukan, namun semua kembali kepada tujuan dan hakekat awal sebuah literasi. Penyamaan persepsi komitmen dan konsekuen jangan bosan untuk di ingatkan. Selai itu kendala yang di hadapi benyaknya administrasi yang harus di penuhi dalam pengelolaan proses literasi agar tetap berkesinambungan , perlu ada konsekuensi pembiayaan dana tenaga. Semua tak menjamin jika tidak di ikuti dengan niat yang tulus dan semangat untuk memajukan sekolah dalam mengembangkan budaya literasi .

 

Tentang Penulis :

LUDA SOFIAH,S.Pd

Mengajar dikesehariannya, lahir di Serang  tepatnya 7 februari, senang meulis ,  Pernah menjadi teladan literasi kabupaten Serang, ikut serta dalam menulis cerpen ontologi 1000 guru ASEAN dan mendapat penghargaan Muri,  ikut serta menulis kumpulan  cerpen bareng Wulan Bidadari Reza ,dengan asuhan Gol A Gong ikut serta di buku Ontologi cerpen Bukan tanah jawara lagi.  Pengalaman yang lain  pernah ikut  pengurus ATPUSI 2012  dan masih aktif mengelola perpustakaan sekolah


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *