Para Pedagang Di Pasar Induk Guntur Ciawitali Keluhkan Daya Beli Masyarakat Alami Penurunan

Share posting

Oleh : Abah Litbang

Garut – Senin (30/3) PADA PUKUL 6.00 wib, seprti biasa para pedagang nenjalankan aktipitas sebagaimana mestinya menjajakan jualnya untuk kebutuhan dapur dan lainya. GrahaBigNews melakukan pemantauan di wilayah tersebut dan mewawancarai dengan para pedagang.

Diantaranya, seorang penjual sayur mayur dan bumbu-bumbua,  mengeluhkan kondisi saat ini. Menurut mereka, jika disebut ramai, ya ramai. Disebut sepi, memang kondisinya demikian.

Ningsih panggilan akrabnya, sesudah ada wabah covid 19 dirasakan sepi yang belanja mungkin rasa takut untuk keluar rumah krn gencarnya pemberitaan di media-media dengan anjuran pemerintah untuk memotong mata rantai penyebaran virus covid 19.

“Abdi teungaleupatken pembeli mungkin ku ngaraos sien katularan penyakit, makana milih calik di bumi jagi-jagi (Saya tidak menyalahkan pembeli, mungkin merasa takut ketularan penyakit, makanya memilih diem di rumah untuk jaga-jaga,red)”, ungkapnya.

Ningsih mengaku, sekarang dapat untung sedikit pun tidak apa-apa, dia bersukur apa adanya, karena para pedagang semua merasakam hal ini, “saya hanya bisa pasrah pada sang Maha Kuasa Alloh swt, semoga  Alloh swt cepat mencabut wabah penyakit ini”, harapnya.

Lain halnya dengan gadis cantik penjual kue Pukis  yang akrab dipanggil Mbak Mega  Nova Dia Rahma Putri (20 thn) yang berjualan di kawasan pasar anyar belakang kantor Pemadam EMADAM Kebakaran Kabupaten Garut kawasan Merdeka.

“saya berjualan mulai jam 03,30 wib sampai jam 08 pagi, Alhamdulilah jajanan yang dijualnya tidak terlalu kena imbas, walau ini hanya kue pukis dan harganya sangat terjangkau 1 kap berisi 6 biji cuma harga Rp. 2500 / kap”, ujar Mega diantara senyum kecilnya.

Ketika di singgung masalah penghasilan itu rahasia, menurutnya yang penting bisa nyimpen dan cukup untuk kebutuhan sehari-hari serta nambah-nambah bantu untuk orang tua.

Mega mengaku tidak khawatir ada yang ganggu, karena  disini banyak orang dan diniatkan berjualan ini ibadah dan seharusnya setiap manusia harus ikhtiar  dan berdoa, tandasnya.

“ Saya jalankan syareat untuk melakoni hidup sesuai ajaran agama, saya yakin dengan segala kebesaran dan keagungan Tuhan. Meski memang sering digoda sama orangorang iseng, tapi tak ladeni gue Cuekin aja, pada ahirnya dia malu sendiri bahkan yang ngutangpun ada yang gak bayar, nyebelin amat! Tapi,  aku biarin gak di tagih”, tandasnya.

Gadis lanjang kelahiran Sampang Sepor Gombong Kabupaten  Kebumen Jawa Tengah ini, sudah lama tinggal di Garut kurang lebih satu tahun setengah dengan sodaranya dan mengaku sangat senang dengan propesinya, karena  Mega yakin orang-orang  yang berhasil ituadalah  orang-orang  yang tekun dan ulet serta selalu bersyukur dalam melakoninya, pungkasnya mengakhiri obrolan singkat dengan GrahaBigNews.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *