Era Digital dan Penyelenggara Negara

Share posting

Penulis : H. Abdul Majid, S.Ag.MM 

H. Abdul Majid, S.Ag.MM

Kemajuan teknologi berkembang begitu cepat dan masif. Salah satu faktor yang paling berperan dalam era teknologi canggih hari ini adalah lahirnya sistim digital. Melalui sistim digital semua dapat di lakukan secara cepat dan instan serta serba ketermudahan.

Teknologi digital muncul setelah diketemukan bilangan biner, yakni angka nol dan satu sebagai sistim transformasinya. Algoritma menentukan nasib manusia dalam kacamata digital era. Semua sisi kehidupan manusia nyaris sepenuhnya ditunjang oleh perangkat serba canggih dan serba digital.

Teringat apa yang disampaikan coach Dheni (pengajar di Kemendagri), betapa hari ini ironisme terjadi kepada penyelenggara negara. Banyak hal yang belum utuh membaca resep bagaimana cara mensikapi dan menjalani di era digital.

Sebagai sebuah analogi, ketika ada lima orang yang pergi ke dapur dan di hadapkan untuk membuat kue tanpa resep, lalu lima orang ini semuanya adalah yang belum pernah membuat kue. Segala bahan telah ada, terigu, gula, telur, biang roti, dan air.

Sumber : www.lifewire.com : Bilangan Biner

Mereka berusaha membuat kue tanpa resep, dan apa yang terjadi, ada yang bantet, ada yang tampilannya bagus tapi rasanya sungguh “ajib”. Semua bermula karena tidak menggunakan resep. Begitupun mengurus sebuah organisasi, ketika dilakukan tanpa resep, maka akan muncul ketimpangan pemahaman dalam wujud implementasi.

Era digital, menjadi ironis ketika manusianya masih berpikir manual. Sebagai core values, element terpenting adalah kemampuan adaptif. Manusia digital dalam pemahaman yang lebih deepers  adalah manusia yang memiliki bilangan biner sebagai sistim transformasi atas potensi spiritualnya, yakni berbasis pada angka nol dan satu. Apabila ini terwujud, maka akan lahir sebuah peradaban tertinggi yang memiliki IPTEK digital dan imtaq (iman taqwa) digital.

Manusia digital adalah merupakan zero proses, di mana segala yang di lakukan adalah ketergantungan pada bilangan satu. Semua pekerjaannya adalah bagian dari pengabdian untuk memberikan persembahan terbaiknya kepada Zat Yang Maha Satu. Imbas dari konsepsi mind zero semua yang diusahakan bukan untuk menumpuk kekayaan, dan kekuasaan dirinya, tetapi diberikan kemanfataannya untuk semua orang.

Manusia digital bukan hanya adaptif dengan kondisi kekinian tetapi juga mampu menancapkan spiritualitas dalam kinerja. Angka Satu menjadi poros utama dalam implementasi agenda  perubahan dalam kehidupannya.


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *