Puasa Bagi Para Mursyid

Share posting

Artikel Eksklusif

Menjelang Ramadhan tiba ijinkan kami sekeluarga memohon maaf lahir maupun bathin karena sebagai insan yang lemah tentunya tak akan pernah luput dari kesalahan baik yang disadari maupun tidak. Semoga dalam Ramadhan ini kita semua dirahmati Allah, diberikan perlindungan, dilimpahkan rizki, diberi kesehatan dan usia yang penuh keberkahan. Aamiin.

(H Derajat dan keluarga)

Saudaraku yang dimuliakan Allah, bagi pejalan dalam keilmuan Tarekat ini ada baiknya untuk membaca kembali beberapa risalah yang berkaitan dengan berpuasa yang dijalankan oleh para Mursyid kami yang agung untuk kita jadikan pedoman kehidupan, yang telah aku bagikan dalam link perguruan kami Pasulukan Loka Gandasasmita.

Syeikh Ma’ruf al-Karkhi sedang dalam perjalanan dan ia pun sedang dalam keadaan berpuasa Sunah, namun di tengah perjalanan tiba-tiba ada orang dermawan yang menyedekahkan air. Orang dermawan itu lalu berdoa, semoga yang meminum air ini mendapat rahmat dari Allah.

Doa itu pun didengar Ma’ruf al-Karkhi, ia pun segera membatalkan puasanya dengan air dari orang dermawan itu dan Ma’ruf al-Karkhi berharap mendapat rahmat Allah dari air yang ia minum.

Dari sekelumit kisah ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa penghormatan kepada kebaikan sesama ternyata tak kalah pentingnya dari amalan ibadah puasa demi meraih keridhaan Allah SWT.

Bagaimana Mursyid kami berpuasa :

Bagaimana Mursyid Kami Berpuasa

Rasulullah SAW bersabda :

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصَّوْمُ : فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ

Rasulullah SAW bersabda meriwayatkan dari Allah Ta‘ala bahwasanya Dia berfirman, “Setiap amal anak Adam menjadi miliknya kecuali puasa, ia milik-Ku dan Aku Sendiri yang akan memberi imbalannya” (Shahih Muslim).

عَلَيْكَ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لاَ مِثْلَ لَهُ

Rasulullah SAW bersabda kepada seseorang, “Hendaklah kamu berpuasa, karena tidak ada yang serupa dengannya” (an-Nasa’i, Siyam 2220).

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ ۞

Allah SWT juga berfirman, “Tiada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya” (QS. 42:11).

Ada apa dengan puasa koq sedemikian agungnya ? Maka Syaikhul Akbar Ibnu Arabi menjawab :

Ihwal Ibadah Puasa Menurut Syaikh Ibnu Arabi

Menurut Syeikh Ibnu Arabi bahwa Puasa lebih tamam dan lengkap dibandingkan shalat, karena puasa menghasilkan pertemuan dengan Allah dan penyaksian-Nya. Shalat adalah munajat, bukan musyahadah, sehingga terdapat hijab yang menyertainya.

Allāhumma sallimnī li Ramadhāna, wa sallim Ramadhāna lī, wa sallimhu minnī.

“Ya Allah, selamatkanlah aku (dari penyakit dan uzur lain) demi (ibadah) Bulan Ramadhan, selamatkanlah (penampakan hilal) Ramadhan untukku, dan selamatkanlah aku (dari maksiat) di Bulan Ramadhan.”

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *