Melihat Jual Beli Domba Garut di Pasar Hewan Wanaraja

Share posting

Oleh : Wishnoe Ida Noor

Para pedagang menjajakan Dombanya di Pasar Hewan Wanaraja, Desa Wanajaya, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Rabu (28/4/21). (Foto : Muhamad Azi Zulhakim/Diskominfo Garut-grahabignews.com)

Garut – Kabupaten Garut, sebagai kabupaten yang memiliki salah satu potensi di bidang peternakan, tentu memiliki beberapa pasar hewan yang menyediakan hewan ternak seperti Domba, Kambing, Sapi, Ayam, dan lain sebagainya. Salah satu pasar hewan yang ada di Kabupaten Garut adalah Pasar Hewan Wanaraja.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Hewan, Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Garut, Entan Hasanudin, menyampaikan, bahwa Pasar Hewan Wanaraja beroperasi hari Minggu dan Rabu. “Operasional untuk Pasar (hewan) Wanaraja itu Minggu sama Rabu, untuk Bayongbong Senin sama Kamis, kecuali 10 hari sebelum idul adha untuk meningkatkan pelayanan kita kepada masyarakat itu setiap hari (buka),” ujar Entan saat ditemui di kantor Diskanak yang berlokasi di Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Rabu (28/04/2021).

Ia menyampaikan bahwa harga hewan ternak di Pasar Hewan Wanaraja biasanya mengikuti harga pasar di lapangan. “Harga itu tergantung pasaran, kalau misalkan penjualnya banyak, pembelinya kurang ya (harganya turun), atau pembelinya banyak pedagangnya kurang, masih pagi sudah ada datang dari mana-mana itu suka naik itu terserah mekanisme pasar yang berlaku pada saat itu,” ucapnya.

Entan menuturkan, para pedagang yang datang ke pasar hewan ini umumnya berasal dari beberapa daerah yang ada di Kabupaten Garut, sementara untuk pembeli tidak hanya dari dalam kota saja, bahkan paling jauh ada dari luar prpvinsi. “Kalau (Pasar Hewan) Wanaraja pedagang yang datang itu sekitar Wanaraja, Karangpawitan, Pangatikan, dan Sukawening, (kalau) pembeli ada yang dari dalam Garut ada juga yang dari luar Garut bahkan ada dari luar provinsi.” tutur Entan.

Sementara itu, salah satu penjual yang berasal dari Desa Wanamekar, Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut, Tatang (67), tidak ada persyatan khusus untuk menjadi penjual di Pasar Hewan Wanaraja. “Kalau di sini mah enggak (ada persyaratan khusus untuk penjual), jual beli biasa, kecuali kalau ada domba yang kelihatannya agak kurang sehat, bisa perjanjian, bila mana kambing besoknya tidak makannya nggak rakus, bisa dikembalikan lagi pada yang jual,” ungkap Tatang.

Tatang yang sudah melakukan jual beli di Pasar Hewan Wanaraja sejak tahun 1977, hari ini ia sudah menjual dua ekor domba. “Baru (menjual) 2 (ekor), (untuk banyak penjualan) nggak tentu, (dan) barusan dari rumah bawa 2, Itu (Domba yang terjual) Bapak beli 6.3 (juta) yang dua tuh, dijual Cuma 6,4 Cuma seratus ribu batinya (untungnya),” ungkapnya.

Disisi lain, salah satu pembeli yang berasal dari Bogor TImur, Kota Bogor, Eko, alasan dirinya membeli Domba di Kabupaten Garut, karena ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Domba Garut, salah satunya dari postur tubuh.

“Menangnya di postur tubuh mas, postur tubuh panjang, tinggi, terus yang utama tanduknya lumayan juga bagus. Dibandingkan dengan domba di daerah Bogor memang sangat signifikan (bedanya),” kata Eko.

Eko mengungkapkan dirinya membeli domba Garut dari Pasar Hewan Wanaraja sejak tahun 2011 silam, dan ia membeli Domba Garut untuk dijual kembali di Kota Bogor dan Jakarta. “Memang saya setiap hari pasaran saya kesini. Istilahnya saya juga jual beli domba lah khususnya di daerah Jakarta, Iya (dijual lagi) untuk momen lebaran haji mas, persiapan lebaran haji,” ungkapnya.

Eko menuturkan, dirinya hari ini membeli 20 ekor domba Garut pejantan yang akan dibawa ke kotanya dengan harga yang cukup bervariasi mulai dari harga 1 jutaan sampai 3 jutaan. “Ya kisaran karena semuanya mahal saya mengikuti harga-harga pasaran di sini ya ada kenaikan mas. hari ini saya dapat 20 ekor, yang tadi saya beli yang paket 2 juta, paket 1,7 juta paket 3 juta, 3,5 juta,” tutur Eko.

Ia berharap ada generasi penerus yang bisa melanjutkan pelestarian domba Garut, karena menurutnya saat ini Domba Garut sudah semakin langka.

“Ya mudah-mudahan yang generasi penerus ini bisa melanjutkan ini ya paling tidak yaitu melestarikan (ternak domba), ya karena sekarang semakin langka mas untuk domba ini. Kalau gak melestarikan dombanya kita pelihara kita briding keturunannya punah nanti. Buat anak cucu kita masa kita ke luar negeri seharusnya kita kan memikirkan itu. Permasalahannya ini mas, kan kambing yang masih produksi dipotong, seharusnya dari pemerintah ada kebijakan yang masih produktif jangan dipotong,” pungkasnya.

 

 

 

 

 


Share posting

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *